Bertaruh Nyawa Demi Ilmu, Ini Kisah Heroik Siswa di Kepulauan Loloda Halmahera Utara

- Editor

Kamis, 16 Januari 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Beginilah kondisi terkini bagi siswa SMPN 26 asal Desa Dedeta. Mereka harus melewati jembatan ini hanya untuk menimba ilmu. (Foto/Muhammad Rifdi Umasangadji)

Beginilah kondisi terkini bagi siswa SMPN 26 asal Desa Dedeta. Mereka harus melewati jembatan ini hanya untuk menimba ilmu. (Foto/Muhammad Rifdi Umasangadji)

Sekolah SMP yang terbilang minim fasilitas ini letaknya di Desa Dagasuli, tapi siswanya rata-rata berasal dari Desa Dedeta. Kedua desa ini bertetangga, namun dipisahkan dengan selat sejauh 100 meter. 

Mariati, satu dari sekian siswi SMP asal Desa Dedeta bersekolah di SMPN 26. Sehari-hari dia dan rekannya harus menghadapi kenyataan pahit ketika berangkat atau pulang dari sekolah. Mereka harus melewati jalan terjal, licin dan penuh semak belukar. Tak ada pilihan lain, mereka harus melintasi jalan menuju sekolah dengan jarak tempuh kurang lebih 2 kilometer. 

BACA JUGA  Seleksi Administrasi CPNS 2024 untuk Kepulauan Sula Diumumkan, Baca Selengkapnya
Jalan sempit yang dilalui para siswa

Rintangan tak berhenti disitu saja. Sesampainya di ujung  perkampungan tepatnya di selat yang memisahkan Dedeta dan Dagasuli, Mariati dan rekan-rekannya terlebih dahulu melewati sebuah jembatan yang tiang kakinya dicor tapi alasnya menggunakan papan. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Panjang jembatan ini 100 meter dengan lebar hampir 3 meter. Jembatan tersebut menjadi satu-satunya akses warga dari Dedeta ke Dagasuli dan sebaliknya. Sayangnya, meski terlihat kokoh tapi jembatan itu sudah tak layak dilalui karena papan yang menjadi pengalas jembatan sudah rapuh dan rusak. 

BACA JUGA  Remaja yang Diamankan Saat "Wik-wik" Dapat Pembinaan

Untuk melalui jembatan itu, para siswa harus ekstra hati-hati karena banyak papan yang bolong dan rusak parah termakan usia. Setidaknya kurang lebih ada 10 titik kerusakannya. Sesekali mereka terpaksa melompat atau membentangi papan dan balok untuk dijadikan pengalas agar bisa melalui jembatan itu. 

Tara (tidak) apa-apa, torang (kami) sudah terbiasa begini,” cetus Mariati sembari lihai mengamati setiap jari-jari papan yang bolong dan rapuh itu. 

Berita Terkait

Perampingan OPD Pemprov Malut Berpotensi Mandeg
Pemprov Malut Masih Tertahan di Zona Merah MCP KPK, Wagub Akui Berat Naik Level
Audit Kinerja Polres Sula, Irwasda Polda Malut Ingatkan Ini ke Anggota
Pemprov Maluku Utara Siapkan Aparaturnya Ikut ProASN
Kata Pengamat Soal Tambang Kasubibi di Halsel: Negara Harus Berpihak ke Isi Perut Rakyat Kecil
Malut United Jamu Tim Raksasa di Penghujung 2025, Ada Klubnya Tom Haye, Lihat Jadwal Lengkap
Erwin Ributkan Dana Parpol, Akademisi Unipas Morotai: Harus Proporsional
DPRD Dukung Pemkab Halteng Naikan Insentif untuk Lansia di 2026
Berita ini 759 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 11 November 2025 - 20:51 WIT

Perampingan OPD Pemprov Malut Berpotensi Mandeg

Selasa, 11 November 2025 - 20:22 WIT

Pemprov Malut Masih Tertahan di Zona Merah MCP KPK, Wagub Akui Berat Naik Level

Selasa, 11 November 2025 - 19:15 WIT

Audit Kinerja Polres Sula, Irwasda Polda Malut Ingatkan Ini ke Anggota

Selasa, 11 November 2025 - 17:01 WIT

Pemprov Maluku Utara Siapkan Aparaturnya Ikut ProASN

Selasa, 11 November 2025 - 15:42 WIT

Kata Pengamat Soal Tambang Kasubibi di Halsel: Negara Harus Berpihak ke Isi Perut Rakyat Kecil

Berita Terbaru

Kantor Gubernur Maluku Utara

Headline

Perampingan OPD Pemprov Malut Berpotensi Mandeg

Selasa, 11 Nov 2025 - 20:51 WIT

Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda (Foto Istimewa)

Headline

Pemprov Maluku Utara Siapkan Aparaturnya Ikut ProASN

Selasa, 11 Nov 2025 - 17:01 WIT

error: Konten diproteksi !!