Bertaruh Nyawa Demi Ilmu, Ini Kisah Heroik Siswa di Kepulauan Loloda Halmahera Utara

- Editor

Kamis, 16 Januari 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Beginilah kondisi terkini bagi siswa SMPN 26 asal Desa Dedeta. Mereka harus melewati jembatan ini hanya untuk menimba ilmu. (Foto/Muhammad Rifdi Umasangadji)

Beginilah kondisi terkini bagi siswa SMPN 26 asal Desa Dedeta. Mereka harus melewati jembatan ini hanya untuk menimba ilmu. (Foto/Muhammad Rifdi Umasangadji)

Walaupun sudah terbiasa, tapi siswi yang baru duduk di bangku kelas 2 SMP ini merindukan sentuhan pemerintah daerah setempat. “Sudah terbiasa, tapi kalau diperbaiki dan lebih bagus kami senang,” sahut Mariati yang polos sambil berharap bupati yang terpilih pada Pilkada 2024 bisa menengok kondisi mereka. 

Mariati dan para siswa SMPN 26 asal Dedeta sebelumnya berpapasan dengan jurnalis media ini sekira pukul 14.50 Wit, saat mereka pulang dari sekolah. 

Langkah Mariati dkk, sepulang sekolah ini penuh perjuangan. Cuaca terpantau kurang bersahabat membuat keringat dan air hujan bercampur membasahi seragam putih biru mereka. Anak berusia 12 tahun itu mengaku biarpun hujan, mereka harus menempuh perjalanan menuju atau balik dari sekolah karena jaraknya jauh dan cukup memakan waktu. 

Bila terlambat, konsekuensinya sampai ke rumah sudah gelap. Meski begitu, Mariati mengatakan untuk melepas lelah sesekali mereka beristirahat sejenak. “Biasanya torang (kami) sampai di rumah jam 5 sore lebih,” akunya.

Jembatan penghubung Desa Dedeta dan Dagasuli yang menjadi satu-satunya akses para pelajar

Di tangan Mariati tampak sebuah galon berukuran 5 liter yang dipegang eratnya. Saat ditanya kenapa harus menenteng galon tersebut, ia hanya tersenyum sembari melirik temannya yang meledek tipis. Jurnalis media ini tak menanyainya lebih jauh soal galon tersebut. Sebab, kebiasaan ini lumrah dilakukan para pelajar menurut warga. Mereka khawatir tenggelam jika sewaktu-waktu kemungkinan itu terjadi.

BACA JUGA  Bulan Puasa Nekat Nyabu, Wawan Diringkus Polres Ternate

Mariati mengisahkan, keseharian siswa asal Dedeta memang sedari dulu sudah seperti ini, bukan hanya di generasi dia saja. Kalau ke sekolah harus melewati jalan rabat beton yang penuh belukar. Jalanan sempit, yang dibatasi oleh jurang dan kebun warga ini bukan pilihan, tapi bagi mereka ini satu-satunya akses yang cepat jika ditempuh. 

Berita Terkait

Ini Upaya Pemkot Ternate Jaga Stabilitas Pangan Jelang Idul Fitri
Inspektorat : Hampir Semua Desa di Morotai Terindikasi Korupsi
Kasus Pemukulan Wartawan, Polres Ternate Bakal Jerat Pelaku Lain
DPRD Ternate Minta Benahi Sistem Drainase Kawasan Pandara Kananga
Mancing di Rumpon Buang Jiwa, Seorang Nelayan Morotai Dikabarkan Hilang
Harga Cabai Meroket, Pemkot Ternate Diminta Segera Intervensi Pasar
Tegas, Polda Malut tak Tolerir Aksi Premanisme Berkedok Ormas
Kepala DLH Halut : Penanganan Eceng Gondok di Danau Galela Butuh Kolaborasi Bersama
Berita ini 599 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 18 Maret 2025 - 18:03 WIT

Ini Upaya Pemkot Ternate Jaga Stabilitas Pangan Jelang Idul Fitri

Selasa, 18 Maret 2025 - 18:00 WIT

Inspektorat : Hampir Semua Desa di Morotai Terindikasi Korupsi

Selasa, 18 Maret 2025 - 17:49 WIT

Kasus Pemukulan Wartawan, Polres Ternate Bakal Jerat Pelaku Lain

Selasa, 18 Maret 2025 - 16:30 WIT

DPRD Ternate Minta Benahi Sistem Drainase Kawasan Pandara Kananga

Selasa, 18 Maret 2025 - 15:51 WIT

Mancing di Rumpon Buang Jiwa, Seorang Nelayan Morotai Dikabarkan Hilang

Berita Terbaru

Kepala Inspektorat Pulau Morotai, Marwanto P. Soekidi

Headline

Inspektorat : Hampir Semua Desa di Morotai Terindikasi Korupsi

Selasa, 18 Mar 2025 - 18:00 WIT

error: Konten diproteksi !!