Selain pengiriman secara langsung, Maluku Utara pada Januari 2025 juga melakukan ekspor melalui provinsi lain seperti Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Sulawesi Selatan. Barang ekspor yang dikirim dari daerah tersebut seperti ikan, udang, damar, minyak atsiri, kosmetik, dan wangi-wangian.
Adapun nilai ekspor asal barang dari Provinsi Maluku Utara yang diekspor melalui provinsi lain mencapai US$0,87 juta atau 0,08 persen dari total ekspor asal barang Provinsi Maluku Utara yang sebesar US$1.077,51 juta. Sementara neraca perdagangan Provinsi Maluku Utara bulan Januari 2025 bahkan mengalami surplus sebesar US$846,60 juta.
Akui Neraca Perdagangan Memberi Untung Jawa Timur
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda mengungkapkan bahwa beberapa dekade lalu neraca perdagangan antara kedua provinsi tak seimbang.
Ini dikarenakan Maluku Utara lebih banyak menjadi penyedia bahan mentah sementara Jawa Timur menjadi pusat industri. Kendati transaksi perdagangan antara kedua provinsi menunjukkan defisit, dimana Malut membeli lebih banyak barang dari Jawa Timur, Gubernur Sherly berharap nantinya produk-produk Maluku Utara yang bernilai tambah akan meningkat sehingga neraca perdagangan antara kedua provinsi menjadi lebih seimbang.
“Dulu, Maluku Utara hanya menyuplai bahan mentah dan Jawa Timur memprosesnya menjadi produk ekspor. Namun, saat ini, kita memiliki bahan baku yang sangat dibutuhkan oleh industri di Jawa Timur,” ungkap Sherly, Rabu (12/03/2025).
Ia berharap kedepan Maluku Utara bisa melakukan hilirisasi sendiri, memiliki industri yang mampu mengolah bahan baku kami menjadi produk siap ekspor. “Untuk sementara, kita belum berbicara soal ekspor, kita lebih fokus pada perdagangan antar provinsi. Apa yang kita beli dari Jawa Timur dan apa yang kita kirimkan ke sana masih belum berhubungan dengan ekspor, kita masih mengalami defisit perdagangan,” jelasnya.
Perempuan pertama yang menjadi gubernur di Malut ini bahkan optimis bahwa diversifikasi produk dan pengembangan produk turunan di sektor pertanian dan perikanan akan meningkatkan nilai tambah dan membantu mengurangi defisit tersebut.
Di lain sisi, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa optimis Misi Dagang dan Investasi antara kedua provinsi yang digagas ini mampu memberi manfaat luas bagi sektor perdagangan.
Ia juga memastikan 48 pelaku usaha dari Jawa Timur siap berkolaborasi dengan pelaku usaha dari Maluku Utara dalam misi ini.
Berdasarkan penandatanganan komitmen transaksi antara pelaku usaha kedua provinsi, hingga Rabu (12/03) siang, tercatat nilai transaksi perdagangan kedua provinsi mencapai Rp 450 miliar. Angka ini diperkirakan akan terus bergerak naik. (RFJ/Red)