Halsel, Haliyora
Pedagang yang Berjualan dipasar Saruma Central Bisnis Distric (SCBD) di Desa Tuokona Kecamatan Bacan Selatan, meminta Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Selatan menutup aktivitas Pasar Bumdes Labuha secara total.
Permintaan ini merupakan yang kesekian-kalinya, namun Pemda seolah-olah tidak berdaya menghadapi Pemerintah Desa (Pemdes) Labuha.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menganggap permintaan mereka tidak digubris, meski baru tiga hari lalu ditertibkan, sejumlah pedagang kabur lagi dari Pasar SCBD Desa Tuokona untuk kembali berdagang di pasar dadakan Swering Desa Labuha.
Aisyah (56), salah satu pedagang pasar SCBD Tuokona, mengakui adanya sejumlah pedagang yang sudah kembali berjualan di pasar Swering Labuha.
“Sejak Dinas Perindag tertibkan pedagang untuk bajual di pasar Pemda (SCBD) masuk tiga hari berjualan ini yang lain su tara betah kong bapindah kabawa (pasar Swering) lagi, abis hasil jualan tara laris,” tuturnya.
Sementara Faujia, pedagang di SCBD asal Desa Gandasuli beralasan, dirinya pernah menyampaikan protes kepada Pemda Halsel yang tidak menutup pasar Bumdes Labuha yang dianggap sebagai sumber masalah.
“Saya ini berharap Pemda Halsel tutup pasar Desa Labuha biar tamang-tamang pedagang tara usah lagi pindah ka atas-kabawa lagi, tong mau bilang apa lagi, torang protes dengan cara pindah dari pasar SCBD untuk jualan di pingir jalan biar Pemda ngoni buka mata lah liat tong punya keluhan?,” tutur Faujia yang terlihat kesal atas sikap Pemda yang seakan tidak punya solusi terkait masalah pedagang saat ini.
Faujia juga mengeluhkan sikap Kadis Perindag Halsel Muhammad Nur, yang hanya datang memarahi para pedagang, tanpa membawa solusi untuk mereka.
“Kadis Perindag juga datang cuma marah-marah torang tapi dia tara pernah rasa apa yang tong rasa. Jualan tara laku dan busuk ini harusnya ngoni (Perindag) cari Solusi bukan datang marah, ngoni pindahkan torang disini tapi sapa yang mau datang balanja,” keluhnya.
Sememtara itu, Kadis Perindag Halsel Muhammad Nur belum bisa dikonfirmasi hingga berita ini dimuat. Muhammad Nur yang coba dikonfirmasi Haliyora melalui telepon tapi tidak diangkat. Dia bahkan tidak membalas pesan Whatsapp dari wartawan terkait keluhan dan permintaan pedagang. (Asbar-Pr)