Legenda Telaga Biru, Konon Tercipta dari Air Mata Wanita yang Ditinggal Mati Sang Pacar

- Editor

Minggu, 16 Maret 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Landscape Telaga Biru. Foto/Risal Sadoki

Landscape Telaga Biru. Foto/Risal Sadoki

Di sebuah bengkel yang atapnya hanya 1 meter dari kepala, tepat pada pukul 14.00 Wit, Sabtu, 15 Maret 2025, matahari menari-nari sembari menertawakan kami dari atas. Di situasi seperti ini, siapa saja, akan memutuskan pergi untuk menghangatkan badan. 

Tak banyak bicara, Telaga biru adalah spot wisata yang ingin kami kunjungi siang ini, pas dengan cuaca yang sesekali marayu kami untuk batal, ahahaha!. Untuk sampai di lokasi Telaga Biru membutuhkan waktu sekitar 25 menit. 

Di perjalanan, tak selalu indah dilihat, rupanya jalan trans Galela-Tobelo, Halmahera Utara yang kami lewati sedikit mengacaukan pemandangan. Pasalnya, banyak sampah yang berserakan di samping jalan ujung Desa Pune, bahkan sampah tersebut telah mengeluarkan bau busuk yang sesekali membuat orang-orang kesal, sama seperti kita. 

Tiba di Telaga Biru, mau dan tidak mau kami harus membayar Rp 5 ribu per orang sebagai karcis masuk. Lima ribu rupiah bagi kami tidaklah rugi dengan tempat yang sebagus ini. 

Uang dari saku dikeluarkan dan di berikan ke penjaga. 

Spot wisata ini tepat berada di wilayah Desa Mamuya, tapi secara administrasi, rupaya masuk di Desa Pune, Kecamatan Galela Induk, Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara.

BACA JUGA  Pelamar CPNS Halsel Membludak, Formasi P3K Sepi Peminat

Telaga ini tercipta akibat proses vulkanik atau letusan dari gunung yang sudah tidak aktif lagi sehingga menyebabkan terbentuknya kawah atau cekungan yang terisi air. 

Tapi bagi kebanyakan orang, ada cerita yang melegenda tentang kehadiran Telaga Biru ini. Karena merasa penasaran saya bertanya kepada penjaga, sebagian lainnya telah duluan mandi di telaga yang sangat jernih itu. 

Menurut cerita rakyat, “air ini timbul akibat patah hati yang remuk-redam, meneteskan air mata, mengalir dan mengalir menjadi sumber mata air,” ungkap si penjaga. 

“Air mata.? Tanya saya. “Ya, air mata,” jawabnya.

Penulis : Risal Sadoki

Editor : A. Achmad Yono

Berita Terkait

Pendapatan Daerah Pulau Morotai 2026 Dirancang Turun
Kuota Haji Halteng Dipangkas Drastis, DPRD Siap Mengadu ke Pusat
Ungkap Kebakaran Asrama Haji Malut, Polres Ternate Gandeng Tim Labfor Polda Sulut
Kasus Kematian Tahanan Lapas Kelas IIB Sanana, Jaksa Lempar Bola ke Hakim
Polres Taliabu Tekankan Edukasi saat Operasi Zebra 2025, Pelanggar Lalu Lintas Ditertibkan Tanpa Biaya 
Kantor Dinkes Halteng Disatroni Maling, Uang Puluhan Juta Raib
Pemkab Pulau Taliabu Salurkan Dana Banpol 2025, Ini Harapan Kaban Kesbangpol 
Satu Ranperda Inisiatif DPRD Taliabu Masuk Tahap Harmonisasi, Tono Himalaya: Lindungi Hak Petani dan Nelayan
Berita ini 407 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 18 November 2025 - 18:05 WIT

Pendapatan Daerah Pulau Morotai 2026 Dirancang Turun

Selasa, 18 November 2025 - 17:58 WIT

Kuota Haji Halteng Dipangkas Drastis, DPRD Siap Mengadu ke Pusat

Selasa, 18 November 2025 - 17:02 WIT

Ungkap Kebakaran Asrama Haji Malut, Polres Ternate Gandeng Tim Labfor Polda Sulut

Selasa, 18 November 2025 - 13:05 WIT

Kasus Kematian Tahanan Lapas Kelas IIB Sanana, Jaksa Lempar Bola ke Hakim

Selasa, 18 November 2025 - 12:56 WIT

Polres Taliabu Tekankan Edukasi saat Operasi Zebra 2025, Pelanggar Lalu Lintas Ditertibkan Tanpa Biaya 

Berita Terbaru

Wabup Morotai serahkan rancangan KUA PPAS 2026 k,e DPRD, Selasa (18/11/2025).

Headline

Pendapatan Daerah Pulau Morotai 2026 Dirancang Turun

Selasa, 18 Nov 2025 - 18:05 WIT

error: Konten diproteksi !!