Ternate, Maluku Utara – Kota Ternate merupakan salah satu dari sepuluh kabupaten/kota di Maluku Utara yang paling banyak ditemukan uang lusuh. Ini dikarenakan perputaran uang kertas di Kota Ternate cukup tinggi.
“Meskipun jumlah penduduk lebih banyak di kabupaten lain, tapi transaksi paling banyak terjadi di Ternate, sehingga uang lusuh lebih sering ditemukan,” kata Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Maluku Utara, Rivo Mandey, Senin (07/10/2024).
Rivo mengatakan, Uang Tidak Layak Edar (UTLE) yang telah dimusnahkan senilai Rp 121 miliar selama periode triwulan satu dan triwulan dua. Uang kertas yang tidak layak edar tersebut dikumpulkan dari berbagai kabupaten dan kota di Maluku Utara. Namun, Kota Ternate menjadi daerah dengan jumlah uang lusuh terbanyak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Selama dua triwulan tersebut, uang pecahan kecil (UPK) mendominasi pemusnahan dibandingkan uang pecahan besar (UPB). Dari uang lusuh yang dimusnahkan, sebagian besar adalah UPK,” ucapnya.
Dikatakan, proses pemusnahan uang lusuh dengan menggunakan Mesin Racik Uang Kertas (MRUK) bertempat di Kantor BI, sedangkan uang logam dikumpulkan terlebih dahulu dan dikirim ke daerah yang memiliki fasilitas peleburan.
Rivo menyebutkan, Bank Indonesia Maluku Utara selalu gencar melakukan sosialisasi pentingnya menjaga kualitas uang rupiah, dengan program seperti Cinta, Bangga, Paham (CBP) Rupiah dan kampanye Jangan diremas, Jangan dibasahi, Jangan di staples, Jangan dilipat, dan Jangan dicoret
“Ini yang terus disosialisasikan kepada masyarakat. Kami berharap tidak ada lagi uang lusuh yang beredar, terutama di Provinsi Maluku Utara,” harapnya. (Rul/Red2)








