Labuha, Haliyora
Ratusan pedagang Bawang, rica, dan tomat (Barito) menghamburkan dagangan mereka di pintu masuk kantor DPRD Halsel.
Hal itu dilakukan para pedagang Barito pasar Saruma Central Busineis Distric (SCBD) Tuaokona sebagai protes atas dagangan mereka membusuk lantaran tidak laku.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Amatan Haliyora di depan kantor DPRD Halsel, pada Kamis (25/02/2021), sekitar pukul 16:45 WIT, ratusan pedagang dari pasar Desa Tuwokona (SCBD) mendatangi kantor DPRD Halsel mengangkut dagangan mereka beruapa bawang, rica dan tomat mengunakan lima mobil Pic up dan puluhan kendaraan roda dua kemudian menghamburkan dagangan mereka itu di depan pintu masuk kantor DPRD.
Bahkan bukan hanya bawang, rica dan tomat saja, berbagai jenis sayuran dan ikan pun dihamburkan. Alasannya sudah enam bulan setelah dipindahkan ke pasar SCBD, dagangan mereka tidak laku hingga membusuk.
Beberapa pedagang yang sempat berbincang dengan Haliyora mengatakan, pasar SCBD desa Tuokona sepi pengunjung, sehingga tidak ada yang membeli.
Dengan suara terbata, Anti, seorang pedagang yang ikut berdemo menuturkan, pasar SCBD memiliki fasilitas yang lengkap dan bersih, tetapi pemda masih meresmikan pasar Amasing dan Labuha sehingga pembeli lebih memilih berbelanja di sana. Karena lokasinya berada di dalam kota. Untuk itu, kata Anti, mereka datangi kantor DPRD untuk meminta anggota dewan agar mendesak pemerintah daerah menutup pasar Amasing dan Pasar Bumdes Labuha.
“Itu karna pemerintah masih mengizinkan pedagang lain berjualan di pasar Desa Amasing dan pasar Bumdes Labuha, sehingga pembeli tidak mau berbelanja sayur mayur dan bumbu dapur di pasar SCBD Tuokona. Kami minta DPRD medesak pemda tutup pasar di Amasing dan Labuha, atau bantu kami menjual dagangan kami ini, karena rempah-rempah yang kami bawa hari ini sudah busuk lantaran sudah empat hari tidak laku,” beber Anti.
Kata Anti lagi, para pedagang sudah pernah hering dengan DPRD, tapi para wakil rakyat hanya berjanji akan nanti mengadakan rapat bersama dengan Pemda untuk mencari solusi terhadap keluhan pedagang tersebut. Namun sampai sekarang tidak ada realisasinya.
“Kedatangan kami hari ini mau minta pertolongan DPRD, tapi kalo dorang hanya janji-janji rapat bersama pemda kemungkinan dorang tidak sanggup hadapi Pemda untuk sampaikan aspirasi pedagang, kasihan torang yang jualan ini buat sekolahkan anak-anak dan menyambung kebutuhan hidup,” tuturnya.
Sementara, sejumlah ibu-ibu penjual barito dengan emosi tak terkendali lagi hendak menerobos ke dalam kantor DPRD untuk menghamburkan dagangan mereka yang kelihatan sudah mulai membusuk itu sambil berteriak,
“Kalau kalian tidak mampu memperjuangkan aspirasi kami, sebaiknya gantikan kami berjualan atau bayar cicilan pinjaman modal kami di bank yang sudah enam bulan kami tunggak,” teriak ibu-ibu penjual.
Sementara di ruang rapat ada perwakilan kordinator pasar Tuwokona (SCBD), Ridwan M. Jufri dilayani Ketua Komisi II, Gufran Mahmud bersama anggota komisi II Humain Kiat, Masdar Karim dan Fadila Mahmud sedang berbincang santai seakan tidak terjadi apa-apa. (Asbar-1)