Ternate, Maluku Utara – Merespon harga komoditas pangan hasil pertanian yang melonjak naik di pasar Barito Kota Ternate, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Khairun Ternate, Maluku Utara, Dr. Mohtar Adam melihat bahwa fenomena ini hampir menjadi budaya ekonomi tahunan menjelang ramadhan maupun tahun baru yang tidak bisa diatasi oleh pemerintah Kota Ternate.
“Problem setiap tahun yang nyaris menjadi budaya ekonomi tahunan menjelang hari besar keagamaan. Fenomena yang sama terjadi hampir di semua daerah ketika permintaan akan konsumsi meningkat, yang dipicu oleh tradisi Ramadhan, dimana masyarakat akan menghabiskan tabungannya untuk memenuhi konsumsi,” kata Mohtar, Kamis (06/03/2025).
Mohtar menuturkan, hukum pasar yang timbul dari meningkatnya permintaan masyarakat yang menciptakan ketidakseimbangan suplai (penawaran) dan demand (permintaan) maka pasar akan mengalami distorsi, seperti yang terjadi pada komoditi Barito, sehingga ia menyarankan pentingnya dengan melakukan pendekatan sosial keagamaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Dapat dilakukan melalui pencerahan makna Ramadhan yang substansi mengajarkan kepada umat muslim untuk melakukan pembatasan konsumsi, menghindari kegiatan yang berlebihan, mengaktifkan solidaritas sosial melalui zakat, infaq dan shadaqah kepada kaum yang tidak berkemampuan, mengurangi kegiatan konsumsi keluarga sebagai pembelajaran kepada keluarga untuk membatasi konsumsi sebagaimana pembelajaran Ramadhan yang mengajarkan kepada umat untuk menahan diri,” ujarnya.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya