Morotai, Maluku Utara – Museum Mini Perang Dunia II dialihfungsikan menjadi Kantor Pengadilan Agama oleh Pemda Kabupaten Pulau Morotai. Kebijakan Pemda itu selain dipertanyakan warga juga disorot akademisi.
Adalah Usman Nomay S.Ag, MPd, akademisi sejarah dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate, menanggapi pengalihfungsian museum mini Perang Dunia ke II di Morotai tersebut
Kepada Haliyora, Usman mengatakan pengalihfungsian museum itu mungkin atas ide orang-orang yang tidak mengerti sejarah, sehingga mereka berfikir daripada menjadi tempat penyimpanan barng masa lalu lebih baik digunakan untuk kepentingan lain saat ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Persepsi orang itu berbeda-beda. Mungkin orang yang bukan mendalami sejarah yang punya ide untuk alihfungsikan museum itu. Mereka hanya melihat dari sisi guna aplikatif, sehingga daripada hanya digunakan untuk menyimpan benda-benda masa lalu, lebih baik difungsikan atau digunakan untuk kebutuhan sekarang ini. ”Jadi menurut saya yang punya ide itu bukan orang sejarah,” ujarnya saat dimintai tanggapan, Kamis (24/3/2022).
Sedangkan, dari sudut pandang sejarah, tambah Usman yang juga dosen Fakultas Usuluddin, Adab dan Da’wa IAIN Ternate itu, bahwa apa yang diungkapkan warga Morotai yang menyayangkan dialihfungsikan museum mini Perang Dunia ke II itu menunjukkan mereka masih memiliki kesadaran tentang nilai-nilai sejarah.
“Menurut saya, masih ada masyarakat Morotai yang memiliki kesadaran akan nilai sejarahnya, sehingga mengungkapkan rasa keprihatinan mereka atas penglihfungsian museum itu,” kata Usman.
Sebagai akademisi yang menggeluti masalah sejarah, ia sangat mengapresiasi kesadaran masyarakat Morotai atas keberadaan sebuah museum yang di dalamnya tersimpan benda-benda sejarah yang terkait dengan Morotai. “Menurut saya, itu sangat luar biasa dan perlu diapresiasi, karena museum itu gunung ilmu pengetahuan yang akan didaki untuk mawas diri, Bung Karno berkata ‘Jangan sekali-kali lupakan sejarah,” pungkas Usman mengutip ungkapan Proklamator dan Presiden RI pertama Ir. Soekarno. (Tir-1)