Tobelo, Haliyora
Setiap mahluk termasuk manusia diciptakan bersamaan dengan rejekinya. Tinggal manusia sendiri yang berusaha meraihnya. Dalam usaha tersebut tidak setiap orang bernasib sama. Ada yang dengan mudah meraih sukses dalam hidupnya, juga tidak sedikit orang harus bersusah payah meraih sukses. Bahkan kadang hidupnya serba kekurangan, malah kadang terlihat tak layak.
Seperti kondisi ibu Samina, warga desa Pale, Kecamatan Tobelo Selatan, Kabupaten Halmahera Utara. Kehidupan ibu tiga anak itu terlihat sangat tak layak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Betapa tidak, sejak ditinggal suaminya 20 tahun lalu, ibu Sina yang hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga itu menjalani kehidupannya sehari-hari dengan berusaha mengais rejeki seadanya untuk menghidupi dirinya dan tiga anaknya.
Seiring berjalannya waktu, ketiga anaknya tumbuh dewasa dan berumah tangga. Dua anaknya mengikuti suami masing-masing, sementara anak bungsunya menikahi seorang nelayan dan tinggal bersama ibunya di sebuah gubuk di bibir pantai berukuran 4×4 meter.
Gubuk berukuran 4×4 dibangun bersama menantunya dengan bahan seadanya. Beberpa lembar seng bekas berkarat dijadikan atap gubuk, sedangkang dindingnya ditutupi bahan-bahan bekas seperti sisa-sia triplex dan kardus serta terpal bekas.
Berada di bibir pantai, tentunya gubuk ibu Samina sangat rentan dengan terjangan ombak dan angin. Namun apa daya, ibu Samina dan anak serta menantunya tak punya pilihan lain, dan berpuluh tahun terpaksa bertahan di gubuk derita itu.
“Mau bagimana lagi, suami saya sudah meninggal 20 tahun lalu dan saya hanya ibu rumah tangga, turus punya anak tiga orang. Tong tarada apa-apa, jadi biking gubuk sadiki kong tong tinggal, kemudian setelah anak-anak so basar turus dapa jodoh kong kaweng. Dua orang so iko dong pe laki, tinggal anak bongso deng dia pe laki sama-sama deng saya. Jadi ana mantu saya cari barang-barang bekas kong kase bae tong pe gubuk sadiki tu,”cerita ibu Samina, Senin (06/10/2020).
Kini, senyum Ibu Samina terlihat sedikit mengembang lantaran gubuknya sudah dibongkar dan dibangun baru menjadi sebuah rumah mungil layak huni.
Certitanya berawal dari informasi penyuluh agama tentang kondisi kehidupan ibu Samina, terutama gubuknya. Mendapat informasi tersebut, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Halmahera Utara turun tangan.
Tim Baznas mengecek langsung kondisi rumah ibu Samina kemudian menyimpulkan harus dibangun baru karena tak layak huni.
Melalui program Bedah Rumah, tim Baznas membongkar gubuk derita ibu Samina. Di atas lahan itu juga Rumah Samina dibangun baru. Ukurannya sedikit diperbesar, 5×7 m.
Selama satu bulan dikerjakan, akhirnya rumah baru ibu Samina rampung. Dan pada Selasa (6/10), Baznas Kemenag dan Pemda Halut menyerahkan kunci rumah kepada ibu Samina, tanda peresmian.
Ketika menyampaikan sambutan pada acara penyerahan kunci rumah, Ketua Baznas Halut Arifin Neka mengatakan, bedah rumah milik ibu Samina yang sebelumnya berdinding kertas, kini suda dibangun permanen dengan ukuran 5×7 meter.
Mantan wakil Bupati Halut itu menyebut, dana bedah rumah ibu Samina bersumber dari bantuan dari dua institusi yakni Kemenag Halut dan Polres Halut serta dermawan lainya melalui Baznas Hamahera Utara.
Arifin menjelaskan, dana zakat yang dikelola Baznas dipergunakan untuk program bantuan sosial dan bantuan modal bagi umat muslim.
Katanya, sejauh ini Baznas Halut sudah memberi bantuan modal kepada Unit Usaha Kecil Menengah. “Untuk bedah rumah baru kali pertama di rumah milik ibu Samina ini,”ungkapnya.
Sementara Kepala Kantor Urusan Agama (Kemenag) Halut, H. Basir Abdurazak mengatakan, Kemenag Halut sangat berterima kasi kepada Baznas dan muzzaki yang telah menunaikan zakatnya melalui Baznas.
Basri juga memuji terobosan yang dilakukan Baznas Halut. “So butul terobosan Baznas Halut melalui program bantuan sosial dan bantuan modal kepada ummat Islam melalui dana Zakat. Saya sanga mengapresiasi kerja-kerja Baznas. Saya berharap Baznas terus melakukan terobosan kepada umat yang membutuhkan. (Fik-1)
