Ternate, Haliyora.com
Aksi ribuan mahasiswa yang duduki ruas jalan keluar masuk bandara Baabullah Ternate, tepatnya di depan Universitas Khairun (Unkhair) Ternate kampus Akehuda, Senin (19/11/2018) yang menyuarakan tentang anjloknya harga jual kopra yang dianggap menyengsarakan warga tani di Maluku Utara (Malut), berujung dengan kericuhan.
Dianggap menyebabkan kemacetan selama berjam-jam dan menggangu aktifitas pengendara untuk keluar masuk Bandara, ribuan massa aksi yang tergabung dalam Koalisi Perjuangan Rakyat (Kopra) itu dipaksa bubar pihak kepolisian yang menjaga keamanan aksi tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Amatan Haliyora.com, sebelumnya pihak kepolisian telah meminta untuk menyelesaikan aksi tersebut lewat hearing. Namun, massa aksi yang tergabung dari berbagai elemen gerakan dan kampus itu tidak berniat untuk berhenti melakukan aksi yang meminta agar pemerintah daerah dan pusat untuk menaikan harga Kopra itu.
Saling dorong pun terjadi antara Kepolisian dan pengunjuk rasa yang mengakibatkan insiden baku lempar antara dua pihak dimana polisi kemudian melepaskan gas air mata untuk memecah konsentrasi massa.
[artikel number=5, tag=”kopra,unjras,mahasiswa” ]
Kapolres Kota Ternate, Kapolres Kota Ternate, AKBP Azhari Juanda saat dikonfirmasi wartawan usai membubarkan aksi di depan mengatakan, niat kepolisian ingin melakukan hearing untuk mencari solusi, tapi massa aksi rupanya tidak mau dan tetap melakukan perlawanan.
“Kasihan juga dengan para pengguna jalan lain yang beraktifitas melalui lajur jalan menuju Bandar tersebut jadi terganggu jugakan,” katanya.
Azhari mengaku, sebenarnya pihak kepolisian tidak ingin melepaskan gas air mata atau membubarkan paksa massa aksi. “Tapi karena massa tidak mau dimediasi maka langkah yang diambil kepolisian adalah melepaskan gas air mata agar tidak memboikot jalan lagi,” tutupnya. (fir)