Sofifi, Maluku Utara – Pertumbuhan Ekonomi Maluku Utara (Malut) telah memasuki masa keemasan, setelah dua kali mencapai puncak pertumbuhan yaitu di kuartal kedua Tahun 2022 dan kuartal ketiga tahun 2023, yang ditopang oleh aliran modal dan impor barang modal berdampak pada ekspor yang tinggi di periode yang sama.
Kekaguman pejabat negara termasuk Presiden Jokowi, atas pertumbuhan ekonomi Maluku Utara akan berakhir seiring dengan menurunnya kapasitas produksi dan kegiatan pengalian sektor pertambagan yang mendorong kegiatan ekspor barang setengah jadi ke Tiongkok dan beberapa negara di Kawasan pasifik.
Menurut Mohtar Adam, Maluku Utara akan mengalami tren pelambatan pertumbuhan year on year, sejak memasuki tahun 2024 dan sepanjang tahun 2024 menunjukkan tren pelambatan pertumbuhan ekonomi, yang diprediksi sampai akhir tahun 2024 pertumbuhan ekonomi Maluku Utara di bawah 15 persen atau terendah selama tahun hilirisasi tahun 2020.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pelambatan pertumbuhan yang disumbangkan dari kegiatan ekspor dan aliran modal bagi sektor pertambangan dan industri, turut menekan konsumsi rumah tangga Masyarakat Maluku Utara, yang tercermin dari pelambatan dan penurunan kelas menenggah pada kelompok Masyarakat yang memiliki pendapatan diatas 10 juta rupiah perbulan.
“Kelompok menengah yang menjadi penopang perekonomian dari konsumsi rumah tangga mulai menunjukkan arah yang berbeda, tercermin dari pelambatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan indeks harga konsumen turut serta memberikan andil bagi pelambatan konsumsi rumah tangga,” kata Mohtar Adam, akademisi Unkhair Ternate melalui pesan rilis yang diterima Haliyora.id, Kamis (26/9/2024).
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya