Ternate, Maluku Utara- Namanya Dewa Ruci. Jenis kapal latih bertiang tinggi nan legendaris yang ada di Negara ini. Namanya diambil dari sosok dewa dalam kisah klasik pewayangan Jawa, yaitu Dewa Ruci.
Kapal tipe Barquentine (kapal bertiang tiga atau lebih red) ini dibangun di galangan kapal milik Heinrich Christoph Stülcken, yaitu H.C. Stülcken & Sohn, Hamburg, Jerman Barat. Kapal dari hasil rancangan Adrian Braun ini sebenarnya telah dibangun sejak tahun 1932, akan tetapi harus berhenti di tengah jalan karena Perang Dunia Kedua yang melanda di Eropa pada tahun 1939 – 1945.
Pada tanggal 24 Januari 1953, KRI Dewa Ruci diseberangkan secara langsung dari Jerman Barat ke Indonesia dengan disertai oleh para kadet dari Institut Angkatan Laut (IAL), yang sebelumnya diterbangkan dari Indonesia ke Jerman Barat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pada tanggal 2 Oktober 1953, kapal layar tiang tinggi ini diserahkan secara resmi kepada ALRI. Pihak Jerman Barat saat itu diwakili oleh OTTO von Hottendorf dan ALRI diwakili oleh Asisten Personel KSAL (Aspers KSAL), Mayor Pelaut Imam Sutopo. Selanjutnya, kapal ini diberi nama RI Dewa Rutji dan masuk kedalam Satuan Kapal Bantu berdasarkan pada Surat Keputusan Menteri Pertahanan RI Nomor MP/H1254 tanggal 11 Januari 1954.
Sejak memperkuat jajaran TNI AL pada tahun 1953, KRI Dewa Ruci telah dua kali melaksanakan pelayaran muhibah keliling dunia yaitu tahun 1964 dan 2012. Setelah 11 tahun sejak peluncurannya, KRI Dewaruci berhasil menjalankan misi keliling dunia untuk pertama kalinya dengan menyusuri Samudera Hindia, Samudera Atlantik, Benua Amerika, Terusan Zues, Terusan Panama, hingga Samudera Pasifik.
Saat ini, untuk mendukung muhibah budaya jalur rempah, KRI Dewa Ruci kembali melakukan misinya berlayar ke sejumlah titik-titik jalur rempah. Bertolak dari Surabaya Jawa Timur, kapal ini menuju Makassar Sulawesi Selatan pada 6 Juni pekan lalu. Titik selanjutnya yang akan dilabuhi Dewa Ruci adalah Maluku Utara.
Sebagai informasi, dalam rangka mendukung Muhibah Budaya Jalur Rempah tahun 2022, KRI Dewa Ruci melakukan pelayaran selama 32 hari. Program Muhibah jalur rempah yang dilaksanakan oleh Kemendikbud Ristek ini bertujuan menelusuri jalur Rempah yang ada di Nusantara, sehingga mendapatkan pengakuan dan menjadi warisan budaya di Dunia oleh UNESCO.
Komandan KRI Dewa Ruci Sugeng Hariyanto, M. Tr. Opsia, Mayor Laut mengatakan, program yang diselenggarakan pada hari ini merupakan program awal Muhibah budaya Jalur Rempah di Ternate.
Dikatakan, sebelumnya perjalanan jalur Rempah ini dimulai dari Bau-Bau, Makassar, lalu Ternate dan besok bakal bertolak ke Tidore dan lanjut ke Banda Neira, Kupang Nusa Tenggara Timur, kemudian kembali ke Surabaya.
“Lama pelayaran 32 hari, untuk menjangkau beberapa daerah yang menjadi tujuan dari Muhibah Jalur Rempah tersebut,” kata Opsia saat dikonfirmasi, Selasa (14/06/2022).
Opsia menambahkan, pada tahun 2023, program tersebut masih akan berlanjut dengan rute-rute berbeda di Indonesia. Selain muhibah jalur rempah, juga ada agenda rutin dan TNI Angkatan Laut.
“Ini merupakan salah satu operasi TNI angkatan laut dalam mendukung Kemendikbud Riset yaitu Muhibah Budaya Jalur Rempah tersebut, agenda ini merupakan yang pertama kali dilakukan, namun sudah direncanakan dua tahun lalu namun karena pandemi Covid 19 baru kali ini dapat dilaksanakan. Kapal ini telah memiliki banyak prestasi dan sejarah yang panjang, sejak tahun 2010 hingga 2022 ini merupakan kali pertama saya masuk di Ternate Maluku Utara,” akuinya.
Meski begitu Opsia berharap, pelayanan jalur rempah ini mendapat pengakuan oleh dunia, karena rempah-rempah itulah yang membuat bangsa Eropa tiba di Ternate. Sejarah ini kemudian menjadi spirit membangun masa depan. Ternate kaya akan rempah namun, nilai jual dari rempah ini masih sangat kecil.
“Ternate kaya akan rempah, namun nilai jual dari rempah ini masih sangat kecil. Untuk itu, melalui kegiatan ini kita dapat mendorong kepada Kementerian lain, bahwa rempah di Ternate ini harus memiliki nilai jual yang lebih baik. Sasaran kita nanti hingga pada petani rempah dapat merasakan, hasil rempah ini cukup baik lagi, ini menjadi tugas kita bersama kementerian yang lain untuk memajukan para petani kita,” pungkasnya. (Arul-2)