Halsel, Haliyora
Masyarakat Kota Labuha Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) mengeluhkan pemadaman listrik yang tidak beraturan belakangan ini. Pasalnya, akibat pemadaman tersebut mengakibatkan kerusakan sejumlah barang elektronik milik masyarakat.
Salah satu warga Desa Tomori Kecamatan Bacan, Mubarak Ali, saat ditemui Haliyora Jum’at (16/10/20) menyesalkan adanya pemadaman listrik secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan dari pihak PLN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kalau listrik padam tidak beraturan terus begini dapat merusak fasilitas yang torang gunakan, baik kulkas, televisi dan alat-alat elektronik lainya,”tuturnya dengan nada Kesal.
Keluhan juga datang dari Direktur pendidikan non formal lembaga Bina Mandiri, Zunaidi Salmin, saat diwawancarai Haliyora di ruang kerjanya.
Zunaidi juga mengeluhkan adanya kerusakan komputer di lembaga binaan akibat pemdaman listrik tidak beraturan ini.
“Pihak PLN perlu buat jadwal (giliran) sehingga masyarakat juga mengetahui dan bisa antisipasi barang elektronik yang digunakan, jangan gara-gara PLN mati lampu seperti (lirik lagu) ‘lagu putus nyambung’ tanpa ada upaya serius dari pihak PLN dalam menangani masalah tersebut,” katanya.
Menanggapi hal itu, Kepala PT. PLN ULP Bacan, Ibrahim saat dikonfirmasi Haliyora, Jumat (16/10/20), menuturkan bahwa sering terjadi padam listrik (PLN) di bulan ini karena ganguan jaringan.
“kendala cuaca dan ganguan jaringan menjadi resiko buat listrik padam (mati), sering kali terjadi disetiap bulan, tapi untuk mesin PLN masih tetap normal” terangnya.
Lanjut Ibrahim, pihak PLN terus berupaya melakukan pemeliharaan dan pembersihan jaringan untuk meminimalisir terjadinya gangguan jaringan.
Akan tetapi, lanjutnya, pihak PLN sering mengalami kendala dalam pembersihan jaringan karena adanya masyarakat yang tidak mau menebang tanaman milik mereka, meski itu diketahui dapat mengganggu jaringan listrik.
“Akibat gangguan jaringan dalam bulan ini (Oktober), sering terjadi pemadaman listrik di sekitar Desa Labuha menuju Babang, dari Labuha sampai ke Indari, dan dari Babang sampai ke Desa Tawa, Tomori sampai Wayakuba, Wayaua ke Liyaro, ini karena cuaca dan pohon yang rubuh mengangu jaringan listrik,”pungkasnya. (Asbar-2)








