“Cara mengolahnya juga cukup muda ada berapa bahan seperti daun kering kemudian kita cincang hingga halus setelah itu kita ambil air lalu dicampurkan dengan gula merah, dirambah gula pasir dan juga cairan EM4. Setelah dicampur dengan daun yang dihaluskan tadi lalu disimpan ke plastik yang tidak terkena udara, kemudian disimpan hingga satu atau dua minggu setelah kita sudah bisa pakai untuk memupuk tanaman,” urainya.
Sementara, Kadis DLHKP Kepulauan Sula lewat Kabid Kebersihan, Hamid Kaunar menyampaikan FTW tahun ini sudah masuk Kharisma Event Nusantara (KEN) sehingga pihaknya akan terus melakukan pengawasan di sekitar lingkungan Pantai Tanjung Waka agar tidak ada lagi pedagang yang menyia-nyiakan sampah dengan cara dibakar.
“Kita pantau ibu-ibu disini sampah-sampahnya dibakar kalau di daerah wisata seperti ini tidak boleh karena terjadi polusi. Nah kita upayakan pelatihan ini agar masyarakat bisa tahu dan hindari pembakaran sampah di lingkungan FTW,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hamid juga meminta kepada masyarakat setempat agar cara pengolahan sampah seperti ini bisa diberdayakan kedepannya sehingga ada asas manfaatnya di kehidupan sehari-hari.
“Kita juga minta agar bagaimana ini bisa di kembangkan ketika dibakar mendingan dibuat pupuk kompos dan dimanfaatkan untuk menanam sayur-sayuran di kebun warga yang tidak terlalu jauh dari tempat dimana mereka berjualan,” pungkasnya. (RSF/Red)
Halaman : 1 2