Oleh : Zulkifli Samania
Ketua Forum Pemuda Morotai Bangkit (FPMB) Pulau Morotai
STUNTING terus menjadi perbincangan di kalangan masyarakat hingga pemerintah saat ini. Maka harus ada langkah atau upaya pemerintah dalam menekan kurva kondisi buruk pada anak.
Dengan demikian Pemerintah harus terus mencegah gizi buruk anak di Pulau Morotai, baik itu dalam bentuk mengidentifikasi, mensosialisasi bahkah pembagian makanan bergizi terus dilakukan oleh pemerintah di setiap desa. Lantas apakah upaya ini sudah tepat, tentu kita perlu berbagi solusi dan saran.
Lewat kesempatan ini, saya teringat pesan salah satu dokter spesialis gizi klinis, dr. Marya Haryono mengatakan, penyebab gizi buruk pada anak ada tiga hal yang melatarbelakangi.
Pertama, gizi buruk terjadi tidak hanya faktor ekonomi keluarga tapi masalah keluarga. Kedua, kurangnya hubungan yang harmonis bagi orang tua akan berdampak pada kondisi anak. Dan yang ketiga, nutrisi tidak terpenuhi saat hamil sangat berdampak juga bagi anak.
Maka, dari tiga hal itu, dr. Marya berkesimpulan, stunting tidak hanya terjadi saat anak kekurangan nutrisi saat, tapi stunting bisa terpenuhi saat masa kehamilan. begitu juga dengan kurangnya perhatian orang tua dapat mengganggu pola makan anak yang tidak sehat.
Sehingga, bagi dr. Marya faktor ekonomi juga tidak hanya bagi anak yang orang tuanya miskin. Bisa jadi orang tuanya mampu tapi karena sering mengkonsumsi makanan instan maka sangat berpengaruh bagi kondisi balita.
Dengan keterangan diatas, tentu sangat berbanding lurus dengan kondisi dan realitas kita di Pulau Morotai hari ini. Kurangnya penekanan sosialisasi pada pola makan si kecil, bukan pola makan anak yang orang tuanya tidak mampu. Namun yang mampu sekalipun tentu memiliki dampak yang cukup signifikan. Keseringan membeli makanan instan sangat membahayakan kondisi balita. Maka hal ini yang perlu ditekankan oleh Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai.