TERNATE — Haliyora, Area Landmark Kota Ternate yang biasanya ramai dipadati warga kota, terlihat lebih meriah pada Sabtu (7/12). Pasalnya, di titik nol kota Ternate tersebut, Walikota Burhan Abdurahman membuka pelaksanaan Festival Kora-Kora ke-IX tahun 2019 yang dirangkaikan dengan launching Hari Jadi Ternate (HJT) ke-769.
Pembukaan festival Kora-Kora ditandai dengan pemukulan dolo-dolo oleh Walikota Ternate dan diikuti seluruh Forkompinda Kota Ternate. Pada kesempatan tersebut, turut hadir dan memukul dolo-dolo, Danrem 152 Babullah Kolonel Inf Endro Satoto.
Walikota Ternate Burhan Abdurahman dalam sambutannya mengatakan, Festival Kora-Kora ke- IX tahun 2019 ini mengalami peningkatan kegiatan dibanding tahun sebelumnya. Ini disebabkan adanya evaluasi dan inovasi yang dilakukan penyelenggara festival.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
” Oleh karena itu, selaku Walikota Ternate, saya mengapresiasi kerja panitia penyelenggara, khususnya kepada Dinas Pariwisata Kota Ternate, yang berupaya keras melakukan evaluasi dan inovasi demi terselenggaranya acara festival yang lebih baik,” ujarnya.
Burhan meminta pelaksanaan acara festival kora-kora ini terus dikembangkan guna menghadapi iven nasional dan internasional yang direncanakan akan berlangsung di Maluku Utara pada umumnya dan kota Ternate pada khususnya.
Lebih jauh, Burhan menjelaskan bahwa pada tahun 2021 nanti, diperkirakan kurang lebih 15 ribu wisatawan dari Portugis dan Spanyol akan mengunjungi Maluku Utara, khusunya Ternate, Tidore, Halmahera Barat dan Halmahera Selatan.
“Ini momentum yang sangat tepat bagi kita untuk mempromosikan berbagai potensi pariwisata yang ada di Ternate. Oleh karenanya, iven seperti festival kora-kora ini harus terus dikembangkan untuk menyesuaikan dengan pelaksanaan iven pariwisata yang bersifat nasional dan internasional pada tahun 2021 tersebut,” lanjutnya.
Burhan menambahkan bahwa merupakan suatu kerugian yang besar jika kunjungan wisatawan mancanegara dengan jumlah yang besar tersebut, tidak dapat dimanfaatkan oleh Pemkot dan warga kota Ternate.
“Sejak ratusan tahun lalu, nenek moyang bangsa asing sudah mendatangi daerah kita untuk keuntungan mereka. Ini ditandai dengan akan diselenggarakannya aperingatan 500 tahun ekspedisi rempah-rempah oleh bangsa Spanyol dan Portugis. Untuk itu, kedatangan belasan ribu wisatawan kali ini harus kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Baik untuk potensi pariwisata kota Ternate, maupun pengembangan ekonomi warga kota,” tandas Burhan.
Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Kota Ternate, Samin Marasaoly dalam laporannya menjelaskan bahwa terdapat perbedaan pada festival kora-kora kali ini, jika dibandingkan dengan pelaksanaan pada tahun sebelumnya.
Samin memberikan contoh terkait partisipasi peserta lomba dayung. Jika pada tahun sebelumnya hanya terdapat 20 peserta, maka pada tahun ini melonjak drastis menjadi 42 peserta.
Cakupan keterwakilan peserta lomba dayung pun semakin luas. Jika sebelumnya hanya terdapat peserta dari Ternate dan Halbar, maka pada tahun ini peserta lomba dayung juga berasal dari Kepulauan Sula dan Ambon.
“Ini menandakan bahwa iven festival kora-kora sudah meluas gaungnya. Kami berharap dukungan masyarakat agar pada penyelenggaraan di tahun mendatang, festival kora-kora dapat lebih luas lagi gaungnya sehingga menjadi salah satu daya tarik bagi pariwisata kota Ternate,” pungkas Samin. (rbk)