Ternate, Maluku Utara – Ekspor ikan dari Maluku Utara sampai saat ini masih tercatat di provinsi lain. Pemerintah Provinsi dinilai kurang serius karena cenderung lebih perhatian di sektor pertambangan daripada perikanan.
Kondisi itu dalam pandangan dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, Nurdin I Muhammad, SE., M.SI, dari sisi ekonomi ada kerugian cukup besar baik dari sisi nilainya maupun perhitungan produksi.
“Pada sisi nilainya, nelayan kita akan mendapatkan harga yang tidak sebanding dengan harga yang ada di pasar sesungguhnya. Kenapa begitu, karena kita hanya memproduksi dalam konteks bahan bakunya, baru dikirim ke daerah yang proses secara industrinya berlangsung, misalnya Jakarta dan Surabaya. “Itulah yang membuat nilai ekonominya akan semakin menurun atau nilai yang didapatkan Maluku Utara itu tidak memenuhi,” jelas Nurdin ketika diwawancarai Haliyora. Id, di ruang kerjanya, Selasa (21/01/25).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lanjut Nurdin, tugas Pemerintah Provinsi Maluku Utara adalah bagaimana menghidupkan kembali pelabuhan ekspor di bidang perikanan. Kemudian, para pelaku usaha yang bergerak di wilayah ekspor perikanan memanfaatkan fasilitas yang tersedia di Maluku Utara, terutama Pelabuhan Perikanan Ternate dijadikan untuk keperluan ekspor, supaya laporannya tercatat atas nama Maluku Utara.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya