“Karena 4.000 feronikel yang tenggelam di perairan Obi cukup banyak kami tidak dapat memprediksi dampak pencemaran lautnya. Sebab pencemaran laut butuh waktu lama,” akunya.
Terpisah, anggota tim investigasi DLH Halsel, Ridwan Lajadi menyebutkan, untuk mengetahui perairan laut Obi tercemar atau tidak, ada delapan (8) spesimen yang dibawa tim untuk diuji di laboratorium SWAS.
Kedelapan spesimen ini yaitu, chromium hexavalent dissolved (Cr-VI), arsenic dissolved (AS), cadmium dissolved (Cd), copper dissolved (Cu), lead dissolved (Pb), nickel dissolved (Nd), di tambah zinc dissolved (Zn) dan mercury dissolved (Hg)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kerja tim investigasi kunjungi TKP tumpahan feronikel pada 11 Mei lalu, sampel air yang diambil dari kedalaman 5 meter untuk diuji laboratorium SWAS Manado untuk memastikan pencemaran perairan laut Pulau Obi. Tapi hasil uji menyebutkan masih dibawa baku mutu,” jelasnya.
Menurut Ridwan, pihaknya masih tetap mengawasi apabila ada laporan ada indikasi pencemaran perairan laut kemudian hari.
“Prinsipnya kami akan tetap bekerja mengawasi lingkungan di setiap aktivitas pertambangan, baik limbah BIJI dan pencemaran lingkungan laut,” ujarnya.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya