Ternate, Maluku Utara- Raut muka Atta terlihat capek tapi tetap semangat. Menggunakan celana pendek berkaos oblong setengah basah terkena percikan air laut, Atta sibuk mengikat tali speedboatnya, bergegas memburu penumpang yang mau ke Sofifi mengikuti acara STQ. Pakaian yang basah tak surut semangatnya mengais rejeki. “Ini mau capat bale lagi ke Sofifi,” tutur Atta saat disambangi Haliyora,” Minggu (17/10) siang.
Atta adalah salah satu motoris speedboat rute Ternate-Sofifi. Saat ditemui Haliyora di Pelabuhan Semut Mangga Dua Ternate, Atta memang terlihat buru-buru, tapi tetap menyediakan waktu diwawancarai Haliyora.id.
“Menjelang pembukaan STQ hingga sekarang penumpang Ternate-Sofifi tinggi. Jadi Alhamdulillah rejeki juga masuk banyak. Kemarin saja saya antar penumpang Ternate-Sofifi PP tu 10 kali. Pemasukan rata-rata Rp 7 juta. Kalau sebelumnya kan paling Rp 1,5 juta per hari,” ucap Atta ketika ditanya pendapatannya dalam sehari saat pelaksanaan STQ.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Atta mengungkapkan, meningkatnya penumpang yang harus diantar dari Ternate-Sofofi PP, kini muncul kendala BBM. Karena BBM jenis minyak tanah mulai habis.
“Kendala kita sekarang adalah BBM jenis minyak tanah yang mulai langka. Torang pe mesin ini kan pake minyak tanah. Jadi kita harus sewa ojek untuk pergi cari minyak tanah, sebab, di tempat yang biasa kita ambil sudah habis. Sudah begitu harganya mulai naik,” terang Atta.
Sementara, Direktur UMKM Taranoate, Burhanudin Rope mengatakan, sejumlah produk kuliner olahan lokal Ternate sangat diminati pada saat pelaksanaan STQ Nasional di Sofifi.
Burhan menyebut, pendapatan per hari dalam tiga hari terakhir cukup meningkat mencapai Rp 20 juta per hari, bahkan ada yang capai Rp 30 juta. ”Padahal dua minggu sebelumnya rata-rata baru bekisar Rp 7 jutaan per hari, itu karena peserta STQ belum datang semua, ini luar biasa, ternyata kuliner kita sangat diminati,” terangnya.
Produk yang paling diminati antara lain makanan (kuliner) berbahan Kenari, Sagu, Bagea dan minuman Babidas reis, Sari buah pala, kopi dan air goraka. “Jadi makanan dan minuman yang saya sebutkan itulah paling laris (diminati), paling favorit sejauh ini,” kata Burhanudin.
Dia menjelaskan, jenis-jenis kuliner tersebut harganya berfariasi antara Rp 7 ribu hingga Rp 58 ribu.
Tak hanya moda transportasi laut dan produk UMKM yang menggeliat, sejumlah perhotelan di Ternate juga ikut mengalami peningkatan. Tingkat hunian mengalami kenaikan pesat saat pelaksanaan STQ.
Rizal Jumakka, salah satu karyawan Hotel Boulevard mengatakan, jelang STQ Nasional saja, tingkat hunian kamar hotel sudah naik, 40 sampai 50 kamar yang terpakai. “Ini berbeda dengan sebelumnya yang hanya terpakai 10 kamar per hari,” kata Rizal begitu dikonfirmasi haliyora.id di Hotel Boulevard, Senin 18 Oktober 2021.
Dikatakan, rata-rata harga kamar yang dihuni adalah standar harga Rp. 400 ribu ke atas. “Paling banyak ditempati kamar yang harganya standar, karena disesuaikan dengan perjalanan,” kata Rizal.
Resepsionis Corner Places Hotel, Kamilia, mengakui tingkat hunian kamar tempatnya bekerja juga meningkat. Tamu hotel dari luar Ternate yang hampir semua mengaku ke Ternate untuk menyaksikan dan memeriahkan STQ Nasional di Sofifi. “Jadi mereka gunakan hotel ini (Corner) untuk menginap,” ungkap Kamilia.
Kamilia mengatakan, kamar yang digunakan untuk tamu STQ kurang lebih 50 kamar. “Mereke nginap dari tanggal 01 sampai tanggal 20 Oktober. Kamar yang dipakai juga hampir semua tipe. Mulai dari standar harga per hari Rp 390 ribu, Rp 425 ribu, Rp 490 ribu, Rp 600 ribu dan Rp 625 ribu,” ungkapnya.
Bukan hanya para karyawan hotel, Sekretaris Kota Ternate Jusuf Sunya juga mengaku mendengar informasi terkait peningkatan hunian hotel jelang STQ
“Meskipun pelaksanaan STQ Nasional di Sofifi namun dampak positifnya sangat terasa, khususnya di Kota Ternate. STQ ini merupakan momentum yang membuat perekonomian Kota Ternate semakin menggeliat. Mudah-mudahan dampak ekonomi ini bisa berlaku kepada kelompok UMKM, sehingga perputaran ekonomi bisa berjalan,” harap Jusuf.
Pemerhati Sosial Maluku Utara, Asgar Saleh menilai, Pelaksanaan STQ di Sofifi adalah berkah bagi Kota Ternate. Berkah ini, sambung Asgar, mesti dijadikan titik tolak kebangkitan ekonomi Maluku Utara, khususnya Kota Ternate dalam masa pandemi Covid-19 ini.
Menurut dia, sebagai pintu masuk utama Provinsi Maluku Utara, Kota Ternate harus menangkap kesempatan berharga ini sebagai ajang promosi produk dan budaya lokal.
“STQ Nasional ini kan diikuti oleh seluruh daerah se-Indonesia. Ribuan orang akan datang ke Sofifi melalui Kota Ternate sebagai pintu utama. Ini adalah momentum langka, maka kesempatan ini harus dijadikan ajang promosi budaya, pariwisata dan memperkenalkan kuliner khas kita,” tutur Asgar kepada Haliyora, Jumat, (15/10/2021).
Pemkot Ternate, kata Asgar, harus menyiapkan pasar kuliner yang dikelola UMKM agar para khafilah dan tamu STQ tidak sulit mencari oleh-oleh untuk dibawa pulang. “Saya pastikan mereka akan berbelanja oleh-oleh. Ini kesempatan untuk menggenjot pemasukan daerah melalui PAD. Lagi pula mereka pasti ada yang menginap di Ternate untuk menikmati suasana kota. Ini juga kesempatan mempromosikan Ternate secara gratis,” ujarnya.
Mantan anggota DPRD Kota Ternate itu juga menyarankan agar Pemkot melakukan jamuan makan (diner) dengan para pejabat (tamu VIP) yang datang. “Kan banyak pejabat dari luar daerah yang datang. Seharusnya Pemkot lakukan acara makan bersama (diner) dengan mereka. Itu juga kan bagian dari promosi. Ajaklah mereka makan bersama, dan di sela-sela makan itu dipromosikan tentang pariwisata, kuliner, UMKM, dan potensi-potensi unggulan lainnya yang ada di Kota Ternate, sehingga ada tawaran-tawar kerjasama demi pengembangan ekonomi,” tambah Asgar.
Demikian pula diungkapkan anggota Komisi II DPRD Kota Ternate, Jamian Kolengsusu. Menurut Jamian, STQ tingkat nasional ini diibaratkan mendapat durian runtuh, karena di tengah-tengah perekonomian yang begitu sulit, tiba-tiba ada sebuah momen yang ivennya secara nasional dilaksanakan di sofifi, Provinsi Maluku Utara. Tentunya sangat membawa dampak positif. Hotel dan penginapan bahkan transportasi darat maupun laut mendapat manfaat dari STQ saat ini.
Dia berkeyakinan, STQ kali ini dilakukan oleh Pemprov Malut dengan berbagai persiapan yang matang, dimana dampak ekonomi yang dirasakan masyarakat sangat luar biasa. Apalagi Kota Ternate sebagai pintu masuk mendapat imbas langsung dari STQ.
“Hotel-hotel dan penginapan semua full, tidak ada celah yang kosong karena sudah dibooking oleh para kafilah dari 33 Provinsi di Indonesia. Saya yakin setelah ini mudah-mudahan jangan ada lagi corona yang bisa menghantui kita,” harapnya.
Politisi Gerindra itu juga menuturkan pelaksanaan STQ begitu meriah, masyarakat pun optimis pendapatan yang mereka peroleh di bulan-bulan akhir tahun ini akan berdampak pada ekonomi Kota Ternate, termasuk pertumbuhan ekonomi dari sektor pajak dan retribusi daerah.
“Saya yakin masyarakat leluasa, bahagia, eforia dan semua saya lihat speed boad habis habisan malam minggu bulak-balik dari sofifi. Ada sebagian pengunjung yang nginap tapi lebih banyak juga kembali lagi ke Ternate, semua itu berdampak pada ekonomi bagi transportasi laut,” ungkapnya dengan rasa bahagia.
Dikatakannya, speed boad yang beroperasi jelang pembukaan STQ saja diarahkan semuanya untuk beroperasi, dengan total jumlah speedboat sebanyak 180 unit. Jumlah ini menurut dia, yang bolak balik rata-rata diperkirakan bisa capai 15 kali.
“Saya yakin, kali ini Kota Ternate maupun Maluku Utara mempunyai omzet atau pendapatan lebih tinggi. Insyah Allah, hal ini akan membawa dampak positif pada pertumbuhan ekonomi di wilayah ini,” tutupnya. (Arul/wan-*)