Ternate, Haliyora
Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM) Kota Ternate mendesak Walikota mencopot Abdul Gani Hatari (AGH) dari jabatannya sebagai Dirut PDM. Pasalnya AGH sudah ditetapkan sebagai tersangkan dugaan penggelapan dana koperasi PDAM.
Tuntutan GPM tersebut disampaikan dalam unjuk rasa di kantor PDAM dan kantor walikota ternate, pada Senin (23/11/2020).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam orasinya, Santono, kordinator aksi mengatakan, GPM kota Ternate mendesak walikota untuk mencopot jabatan AGH dari jabatan dirut PDAM Kota Ternate.
“Kami desak Walikota tepati janji untuk mencopot jabatan AGH yang sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh kepolisian,” tandas Santo.
GPM juga meminta aparat kepolisian segera memanggil pihak lain yang diduga terlibat dalam kasus penggelapan dana Koperasi PDAM senialai Rp 3,7 miliar itu.
Sementara, pihak kejaksaan negeri Ternate diminta GPM agar segera menuntaskan kasus penggelapan anggaran koperasi sebanyak Rp 3,7 miliar berdasarkan audit BPK.
Diketahui, meski diduga terlibat dalam kasus penggelapan dana koperasi PDAM, namun hingga sekarang AGH masih tetap dipertahankan walikota Ternate sebagai dirut PDAM.
Ketika dihubungi Haliyora via telpon, pada Senin (23/11/2020), Abdul Gani Hatari merespon aksi demo GPM dengan menegaskan, jika benar dirinya terlibat dalam kasus dugaan penggelapan dana koperasi itu maka dirinya sudah di dalam penjara saat ini.
“Kalau betul saya gelapkan uang koperasi, maka tentu sekarang saya sudah dalam bui, tapi buktinya sekarang saya ada di sini dalam kapasitas sebagai direktur PDAM. Itu berarti yang mereka tuduhkan itu tidak benar,” ungkapnya.
AGH bahkan mengancam akan melaporkan balik pihak yang melaporkan dirinya ke kepolisian atas dugaan penggelapan uang koperasi itu.
“Uang Rp 3,7 miliar itu bukan sadiki. Ini sebenarnya fitnah dan jebakan pihak tertentu agar saya dicopot dari jabatan direktur PDAM. Saya akan tuntut balik pihak yang melaporkan saya itu,” tandasnya. (Sam-1)