5 Tahun Beny Laos Pimpin Morotai, Rusli Sibua Tetap Dirindukan Warga

- Editor

Minggu, 22 Mei 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Benny Laos dan Rusli Sibua

Benny Laos dan Rusli Sibua

Morotai, Maluku Utara- Hari ini, Minggu (22/05/2022), berakhir sudah masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Pulau Morotai Beny Laos-Asrun Padoma, setelah memimpin 60 ribu lebih warga yang menghuni Kabupaten di bibir Pasifik itu sejak lima tahun silam.

Kini, warga mulai membandingkan masa kepemimpinan Rusli Sibua (bupati sebelumnya) dengan kepemimpinan Beny Laos.

Ekspresi warga melepas bupatinya itu pun beragam. Ada yang sedih, ada pula yang gembira, bahkan melakukan sujud syukur. Entah apa yang ada di benak mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Halik, salah satu sopir angkutan umum yang berbincang dengan Haliyora, Minggu (22/5), kepada Haliyora mengatakan, banyak tantangan yang dihadapi pada masa kepemimpinan Benny-Asrun selama lima tahun. Entah apa saja yang dimaksud dengan tantangan tersebut.

Namun secara samar ia menyebut keberhasilan Beny dan Asrun dari sisi pembangunan infrastruktur.

Halik juga menyebut bahwa ada sejumlah bantuan yang diberikan kepada masyarakat atas program Pemda pimpinan Beny-Asrun. “Seperti bantuan RTLH, dapur sehat dan lain-lain. Di masa kepemimpinan Beny-Asrun juga sejumlah pembangunan infrastruktur dikerjakan,” ucapnya, saat ditemui Haliyora, Minggu (22/05/2022).

Meski demikian, sebagai sopir, Halik mengatakan kepemimpinan Beny dan Asrun ada sisi negatifnya, yakni pengaturan masalah BBM di Morotai.

Menurutnya, Pemda Morotai pimpinan Beny tidak mampu mengatur dengan baik maslah BBM.

Halik menyebut dalam beberapa tahun terakhir bahkan hingga sekarang masih banyak mafia minyak . “Ini sebagai bukti Beny dan Asrun tidak mampu mengendalikan mafia minyak, sehingga kami para sopir merasa kesusahan. Itu menurut saya,” ujarnya.

Lain lagi komentar Daeng Baba. Pria yang berprofesi sebagai sopir Bentor itu menilai kepemimpinan Beny-Asrun selama lima tahun di Kabupaten Morotai tidak mampu mensejahterakan masyarakat. “Jadi menurut saya masih banyak kekurangan,” nilainya.

BACA JUGA  Hari Ketiga Lelang Jabatan Sekda Halsel Baru Satu Pendaftar

Daeng Baba mencontohkan pemberhentian pegawai honorer oleh Bupati Beny sebagai kebijakan yang membuat para pegawai honorer yang diberhentikan sengsara, bahkan pendapatan sopir Bentor juga terimbas. Pendapatannya berkurang.

“Ini bukan saja kami sopir bentor yang bilang. Banyak warga dari luar pun mengangkat, gegara pegawai honor diberhentikan sehingga pendapatan sopir Bentor sudah mulai berkurang. Berbeda dengan periode Bupati Pak Rusli Sibua dulu. Kalau dulu bagus karena banyak pendapatan yang torang dapat,” ujarnya.

Haidar, rekan seprofesi Daeng Baba juga menilai kepemimpinan Beni-Asrun Padoma tidak mensejahterakan rakyat.

“Saya bilang begitu karena janji kampanye Bupati soal penyediaan 5.000 lapangan kerja tidak direalisasikan. Yang kelihatan hanya segelintir peroyek pembangunan infrastruktur seperti Masjid Raya, Gereja, dan beberapa bangunan lainnya,” bebernya.

Dikatakan, Beny pernah meminta warga yang ingin memiliki bentor supaya menyiapkan KK dan KTP saja sebagai syarat untuk dapat motor dari Pemda.

“Ternyata, ketika warga ke bank, pihak Bank minta sertifikat rumah sebagai jaminan. Belakangan barulah Pemda sampaikan bahwa pihak bank tidak mau kalau hanya syarat KK dan KTP saja, musti harus ada jaminan sertifikat rumah. Makanya warga bingung apakah Bentor itu bantuan Pemda atau bukan. Jadi menurut saya kepemimpinan Beny-Asrun ini masih banyak kekurangannya,” ungkapnya kesal.

Sementara, menurut salah satu pedagang barito bernama Siti, yang ditemui Haliyora menilai kepemimpinan upati Rusli Sibua lebih baik dari Beny Laos.

”Kalau ditanya siapa yang lebih baik maka menurut saya, kepemimpinan bupati pak Rusli Sibua lebih baik dari yang lainnya, karena pada waktu pak Rusli jadi bupati, semua lapisan masyarakat dirangkul. Yang belum punya kerja dipanggil untuk jadi pegawai honor, atau jadi kontraktor. Enaknya di situ. Sedangkan Bupati Beny ini hanya umbar janji, banyak janjinya tidak direalisasikan, seperti penyediaan 5.000 lapangan kerja dan lain-lain,” ungkap Siti.

BACA JUGA  Alasan Ini, Kejati Maluku Utara Belum Tetapkan Tersangka Kasus ‘Mami’ Wagub

Selain Siti, pedagang Barito lain bernama Rukiyah menilai kepemimpinan Beny-Asrun biasa-biasa saja.

“Kepemimpinan Beni Laos-Asrun Padoma (BALAP) itu biasa saja. Memang pernah janjiakan akan sediakan 5.000 lapangan kerja dan tidak direalisasikan, tetapi dia Pemda juga berikan bantuan RTLH dan lain-lain. Jadi kalau menurut saya ya biasa saja. Memang pak Rusli Sibua lebih bagus menurut saya,” ujarnya.

Maski banyak warga punya penilaian sedikit kurang puas atas kepemimpinan Beny-Asrun, tapi ada juga warga yang punya penilaian positif, meski tetap menganggap Rusli Sibua sedikit lebih bagus.

Seperti disampaikan Anto, salah seorang pedagang Sembako yang saat ditemui Haliyora Minggu (22/05/2022), mengakui keberhasilan Beny dan Asrun dalam sisi pembangunan sejumlah infrastruktur yang menjadi icon pariwisata Morotai .

“Selama lima tahun memimpin Kabupaten Pulau Morotai, pak Beny dan pak Asrun berhasil membangun sejumlah infrstruktur yang kini menjadi icon wisata Morotai,” ujarnya.

Meski demikian, Anto tetap menganggap bupati Rusli Sibua lebih baik, karena memperhatikan nasib masyarakat akar rumput.

“Tapi menurut saya pak Rusli masih lebih baik, karena masih memperhatikan nasib masyarakat akar rumput dari sisi kesejahteraan ekonominya, tapi itulah manusia, pasti memiliki kekurangan dan kelebihan, yang penting rakyat aman,” imbuhnya. (Tir-1)

Berita Terkait

Pembangunan Masjid Raya Halsel Tuntas Tahun Ini
KPK Datangkan 7 Dokter Periksa Kesehatan Mantan Gubernur Malut AGK
Kepala Inspektorat Malut Optimis Tata Kelola Pemerintahan dan Keuangan Membaik di Tahun Ini
7 Bulan Terakhir, Polsek Pelabuhan A. Yani Ternate Berhasil Gagalkan Penyelundupan Ribuan Liter Cap Tikus
Akademisi Unkhair : Ada Kesamaan Kebutuhan MBG dan Masyarakat, Minta Pemda di Malut Perhitungkan Pasokan Bahan Baku
Utang Pemkot Ternate Rp 40 M, PUPR dan  Diknas Terbesar
Respon Akademisi Terkait Ekspor Perikanan Maluku Utara Tercatat di Daerah Lain : DKP Minim Terobosan
Dua Anggota Polisi di Polres Halmahera Selatan Dikeroyok Warga
Berita ini 2,396 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 21 Januari 2025 - 22:14 WIT

Pembangunan Masjid Raya Halsel Tuntas Tahun Ini

Selasa, 21 Januari 2025 - 22:05 WIT

KPK Datangkan 7 Dokter Periksa Kesehatan Mantan Gubernur Malut AGK

Selasa, 21 Januari 2025 - 21:59 WIT

Kepala Inspektorat Malut Optimis Tata Kelola Pemerintahan dan Keuangan Membaik di Tahun Ini

Selasa, 21 Januari 2025 - 21:55 WIT

7 Bulan Terakhir, Polsek Pelabuhan A. Yani Ternate Berhasil Gagalkan Penyelundupan Ribuan Liter Cap Tikus

Selasa, 21 Januari 2025 - 21:17 WIT

Akademisi Unkhair : Ada Kesamaan Kebutuhan MBG dan Masyarakat, Minta Pemda di Malut Perhitungkan Pasokan Bahan Baku

Berita Terbaru

Masjid Raya Halmahera Selatan

Headline

Pembangunan Masjid Raya Halsel Tuntas Tahun Ini

Selasa, 21 Jan 2025 - 22:14 WIT

error: Konten diproteksi !!