Sanana, Haliyora
Tano Fokatea, nelayan asal Desa Umaloya, Kecamatan Sanana bersama dua teman seprofesinya mendapat bantuan satu unit perahu long boot fiber lengkap dengan mesin 15 PK dari dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Sula pada tahun 2018.
Sejak itu Tano dan dua rekannya aktif melaut mencari ikan. Hasilnya pun dijual untuk menutupi kebutuhan ekonomi keluarga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun tak diduga, pada Jum’at (27/11/2020) pihak dinas kelautan dan perikanan setempat menarik mesin 15 PK itu dengan alasan akan dikembalikan lagi setelah melakukan pembinaan terhadap penerima bantuan.
“Hari Kamis sore kemarin dong (pihak dinas) datang di rumah, kebetulan beta seng ada di rumah. Dong pasang orang rumah kastau Beta hari Jum’at pi di kantor dinas. Jadi Beta tadi (kemarin,red) ke kantor kong dong bilang mau amankan dulu Katong pung mesin 15 PK itu, katanya ada pembinaan, nanti dipulangkan lagi. Jadi dong su ambe suda,” ungkap Tano, Jum’at (27/11/2020).
Tano menceritakan, perahu dan mesin itu bukan murni bantuan dinas perikanan, melainkan diperoleh atas jasanya memenangkan salah satu kandidat pada pilkada gubernur lalu di desanya atas arahan bupati Sula Hendrata Thes.
“Karena tong menangkan kandidat gubernur sesuai arahan bupati waktu itu, jadi kami buat proposal minta bantuan perahu nelayan kepada pak bupati. proposal itu kami berikan ke pak bupati melalui ajudannya. Jadi bukan kami minta lewat dinas,” cerita Tano.
Sementara, ketika dikonfirmasi wartawan, pada Jum’at (27/11/2020), terkait keluhan salah seorang nelayan itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sula, Idham Umasugi menjelaskan, mesin yang diambil tidak ada kaitannya dengan politik. Pihaknya mengamankan sementara dalam rangka evaluasi, pengamanan dan pembinaan terhadap penerima bantuan dan akan dikembalikan lagi.
“Kita tidak tarik, kita hanya amankan sementara dan akan dikembalikan lagi setelah melakukan evaluasi, pengamanan dan pembinaan,”ujar Idham tanpa menjelaskan maksud evaluasi dan pembinaan serta pengamanan itu setelah dua tahun bantuan diberikan.
Idham berharap masalah itu jangan digiring ke ranah politik, sebab menurutnya, apa yang dilakukan hanya dalam rangka pembinaan.
“Seng ada istilah tong ambe untuk kepentingan, semua dalam rangka pembinaan. Karena barang milik negara ini kalo katong kase, seng mungkin katong kase tinggal akang. Jadi jangan digiring ke ranah politik jelang pilkada ini,” imbuhnya. (AT-1)