Ternate, Maluku Utara – Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate sangat minim mitigasi dalam pengelolaan tata kelola ruang. Padahal, tata kelola ruang dalam pemetaan wilayah potensi bencana geologi, sesuai dengan prinsip dasar mitigasi ini sangat penting.
“Selama ini Pemerintah Kota Ternate dalam tata kelola dan pengelolaan ruang masih sangat minim, malah belum menyentuh pada mitigasi sebenarnya,” kata Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Maluku Utara, Dedy Arif begitu diwawancarai, Selasa (27/08/2024).
Dedy mengatakan, dilihat pada Gawi atau sungai besar di puncak Kota Ternate, terkoneksi langsung di semua kampung yang berada di bawah gunung. Hanya saja kapan dan bagaimana potensi terjadinya bencana, belum dapat diprediksi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Makanya bencana yang terjadi di Kelurahan (Rua) ini, secara geologi tidak bisa diprediksi, sebab aktivitas manusia misalnya, pembongkaran lahan di hutan atau pembangunan yang masif setempat tidak terjadi,” katanya.
Dedy bilang sudah waktunya pelajaran di Kelurahan Rua ini tidak mengesampingkan bencana sebagai tujuan utama dalam membangun masyarakat ke depan. Secara geologi telah dilakukan pengambilan sampel material rombakan vulkanik letusan Gamalama sebelumnya.
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya