Sanana, Maluku Utara- Setelah tiga hari melakukan pencarian, Tim SAR Gabungan Kepulauan Sula akhirnya berhasil menemukan jasad Ahmad Ismil La Jidu, anggota TNI Kodim 1510 Sanana yang hilang saat memanah ikan di Desa Pratina, Kecamatan Sulabesi Barat, Kabupaten Kepulauan Sula pada Minggu, 2 Oktober pukul 17.00 WIT.
“Jasad korban sudah ditemukan pagi tadi sekitar pukul 09.00 di perairan Desa Pratina, Kecamatan Sulabesi Barat, Kepulauan Sula,” kata Koordinator Unit Siaga SAR Sanana, Rudin Jasrodji, kepada haliyora.id, Selasa (4/9/2022).
Sebagai informasi, Serda Ahmad Ismil La Jidu diduga tewas akibat serangan buaya ketika korban bersama dua temannya, yaitu Praka Budiarjo Umasugi, dan Ongen, salah seorang warga tengah memanah ikan di perairan desa setempat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kabar hilangnya Serda Ahmad Ismil La Jidu ini dilaporkan salah seorang rekannya, Praka Budiarjo Umasugi ke Kodim 1501 Sula. Diketahui, pada pukul 11.30 WIT, korban bersama Praka Budiarjo Umasugi, dan Ongen, menuju Desa Malbufa dengan maksud untuk menyelam (memanah ikan red).
Selama menyelam di Pantai Malbufa kurang lebih satu jam, lalu ketiganya memutuskan berpindah lokasi penyelaman di Desa Pratina pada pukul 14.20 WIT, sekitar 30 menit dari Malbufa lantaran perairan di desa tersebut mengeruh.
“Pukul 14.50 WIT, kami tiba di Pratina, lalu memantau situasi sekitar kemudian terlihat seekor buaya, dan saudara Ongen menyarankan agar kami tidak usah turun di perairan ini karena ada buayanya. Namun korban mengatakan tidak apa-apa, alasannya perairan Pratina tempat biasa dia memanah ikan,” kutip laporan Serka Budiarjo Umasugi yang diterima wartawan.
Setelah itu Serda Ahmad Ismil La Jidu langsung menuju laut dan melakukan penyelaman untuk mencari ikan, sementara Praka Budiarjo Umasugi dan Ongen tidak ikut menyelam karena takut. Namun keduanya tetap mengontrol korban dari tepian pantai.
“Sekitar 5 menit kemudian dikarenakan sudah berjanjian sebelum berangkat untuk mencari ikan di Paratina, kemudian kami ikut menyelam menyusul korban,” kata Praka Budiarjo.
Saat meyelam, awalnya ketiga masih tetap berdekatan. Setelah itu, korban memisahkan diri dari kedua temannya itu sekitar 200 meter. Naasnya selang 15 menit kemudian, keduanya mendapat kabar dari salah seorang nelayan yang juga kebutulan mencari ikan di perairan tersebut bahwa ada seekor buaya yang sedang memakan buruannya dengan mulut dipenuhi darah.
Mendapat kabar tersebut, Praka Budiarjo Umasugi dan Ongen bergegas langsung naik ke perahu mesin milik nelayan tersebut dan menuju ke lokasi yang diceritakan warga ini. Dari situ, ketiganya melihat seekor buaya sedang mengunyah sesuatu dengan mulut penuh dengan darah. Di sekitar buaya juga terdapat banyak darah dan pelampung serta alat panah yang diduga milik korban.
Tak berpikir panjang, ketiganya lalu mengejar buaya tersebut dengan perahu mesin yang mereka tumpangi dengan maksud untuk memanah buaya. Akan tetapi buaya yang mereka kejar itu sudah menyelam ke dalam air dan tidak terlihat lagi. Akhirnya Praka Budiarjo Umasugi, Ongen dan warga tersebut memutuskan kembali ke darat dan meminta tolong warga setempat untuk melakukan pencarian. Praka Budiarjo selanjutya kembali menuju Posko Kodim 1510 Sula untuk melaporkan kejadian tersebut Pasi Intel dan Dandim 1510 Sula.
Menerima informasi ini, Kodim 1510 Sula kemudian berkoordinasi dengan Polres Kepulauan Sula dan Tim Basarnas untuk melakukan pencarian. (Saf-2)