Morotai, Maluku Utara- Kisah pilu datang dari sembilan (9) atlet Taekwondo asal Kabupaten Pulau Morotai. Kendati tidak mendapatkan dukungan dari Pemerintah Kabupaten dan KONI Pulau Morotai, 9 atlet ini mampu mendulang juara pada kejuaraan Nasional North Taekwondo Halmahera Championship 2022 yang diselenggarakan 26-30 Mei di Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara (Halut).
Adalah duo Tanjung, Nikolas dan Fernando, lalu Averardo Itang, Boas Noha, atlet Taekwondo peraih medali emas. Kemudian Joi Fristy Elias Wairo, Elistansi Tarumere, Gebrina Elsi Ligo, dan Hendryfard Dama, atlet peraih medali perak. Disusul Karijel Kapelang, peraih medali perunggu.
Pelatih Taekwondo Pulau Morotai, Ardon Itang, ketika diwawancarai Haliyora melalui telpon seluler, Senin (30/05/2022), mengaku bangga dengan prestasi ke-9 atlet taekwondo yang dilatihnya itu meski tidak mendapatkan dukungan anggaran dari KONI dan Pemkab Pulau Morotai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami sangat bangga walaupun para atlet tidak pernah diperhatikan oleh pihak Pemda dan KONI Morotai selama proses kejuaraan berlangsung hingga berakhir. Tapi kami mampu menunjukan kualitas kami dan mengharumkan nama baik Morotai di Kejurnas ini,” kata Ardon berapi-api.
Dia mengaku selama Kejurnas berlangsung hingga selesai, tak ada satu instansi dalam hal ini Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) termasuk KONI Pulau Morotai berkoordinasi dengan mereka terkait biaya pendaftaran atlet, transportasi hingga biaya penunjang lainnya. Sebaliknya, yang membiayai kesemuanya itu adalah orang tua para atlet sendiri.
“Hingga sampai penutupan, pihak Pemda dan KONI Morotai tak satu pun membantu kami. Soal ini, para atlet tidak satupun yang mengeluh, karena mereka sudah tahu bahwa mereka ikut Kejurnas ini tanpa ada bantuan biaya dari Pemda dan KONI, sehingga orang tua yang membantu biayai mereka,” ungkap Pardon.
Mirisnya lagi, selama mengikuti Kejurnas, para atlet Taekwondo ini menginap di rumah kumuh milik warga setempat dan tidur di lantai yang dialasi terpal dan spanduk bekas.
“Saya cari baliho (spanduk) untuk mereka alas sebagai tempat tidur. Sebagai pelatih, saya sangat khawatir dengan kondisi mereka. Akan tetapi selama kejurnas berlangsung, mereka tidak pernah mengalami sakit atau hal-hal lain berkaitan dengan kondisi kesehatan mereka. Yang lebih membuat saya heran, semangat mereka tidak pernah pudar,” aku Pardon.
Pelatih Taekwondo itu berharap ke depan Pemerintah Kabupaten dan KONI Pulau Morotai agar serius menangani persoalan para atlet selama mengikuti kejuaraan baik di dalam maupun di luar daerah termasuk para atlet yang berprestasi.
“Ke depannya, Pemda dan KONI Pulau Morotai bisa melihat atlet-atlet ini dengan memberikan penghargaan kepada mereka. Bukan penghargaan berupa uang, tapi minimal bisa melihat para generasi muda yang memiliki kualitas di bidang olahraga,” harapnya. (Tir-2)