Sebelumnya, seorang wartawan TIMES Indonesia di Taliabu, Husen Hamid alias Phep diduga mendapat ancaman pembunuhan dari seorang oknum polisi berinisial FP. Peristiwa tersebut terjadi di Desa Penu pada Sabtu (04/10/2025), sekitar pukul 01.30 WIT dini hari.
Selain FP, empat warga lainnya juga terlibat dalam penyerangan dan pengancaman tersebut yaitu L, AB, KK, dan WS, juga dilaporkan ke Polres setempat.
Kronologi insiden berawal dari sebuah acara pesta rakyat di Desa Penu. Phep (Husen Hamid) yang hadir sekitar pukul 01.00 WIT duduk di pojok panggung sambil memantau situasi lewat ponselnya. Saat itulah, FP (oknum polisi) yang diduga dalam keadaan mabuk, memanggil korban dan korban pun menghampirinya. Alih-alih komunikasi, yang keluar dari FB justru kata-kata kotor dan makian hingga menyinggung orang tua dari korban.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Phep yang tidak terima lantas menanyakan kesalahannya. Sontak FP menuduhnya telah berfitnah. Atas saran orang sekitar yang menilai FP sedang mabuk, Phep memilih untuk pulang ke rumah. Namun, ketegangan tidak berhenti di sana. Beberapa menit setelah Phep tiba di rumah, FP dan keempat terduga pelaku lainnya menyusul. Mereka berteriak-teriak di depan rumah Phep sambil mengucapkan ancaman pembunuhan dan pemukulan, serta berusaha mendobrak pintu rumah milik Phep. Aksi itu membuat seisi rumah panik dan ketakutan.
Khawatir rumah akan didobrak, Phep terpaksa menyelamatkan diri dengan melompat keluar jendela. Ia kemudian mengamankan diri di rumah seorang guru sebelum berangkat ke Ibu Kota Kabupaten untuk melaporkan kejadian tersebut ke Polres Pulau Taliabu. Tak menunggu lama, FP kemudian diamankan pada keesokan harinya, Minggu (5/10). Sementara empat warga lain belum ditahan karena masih menunggu perkembangan penyelidikan. (RHM/Red)
Halaman : 1 2