Halsel, Maluku Utara- Lantaran pasokan terbatas, ratusan sopir dum truk terpaksa mengantri berhari-hari demi mengisi biosolar di APMS Babang Raya di Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel). Akibatnya, para sopir truk ini mengaku rela kehilangan pendapatan lantaran waktunya tersita gegara mengantri seharian.
Salah seorang sopir truk yang dijumpai Haliyora mengatakan, antrian panjang truk di depan APMS Babang Raya ini terjadi sejak Rabu 28 September lalu, namun sampai saat ini mereka belum dilayani karena stok BBM jenis biosolar tidak cukup memenuhi kebutuhan truk dan kendaraan ekpedisi (truk pengangkut barang).
“Kuota BBM Biosolar itu hanya 5 ton per hari tidak akan cukup layani ratusan truk dan puluhan mobil ekspedisi pengangkut barang, bayangkan kita sudah antrian dari 28 Oktober tapi belum juga dilayani, terpaksa kami tidak bisa keluar mencari uang,” keluh sopir truk tersebut tanpa mau mencatut namanya, Selasa (4/10/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ironisnya, selain keterbatasan stok, para sopir truk juga mengeluhkan praktik culas oknum petugas APMS yang hanya melayani mobil ekspedisi saja demi meraup keuntungan pribadi. Hal ini mengakibatkan banyak truk berkapasitas kecil terpaksa tidak kebagian jatah.
“Petugas di APMS cari untung sendiri, bayangkan mobil ekspedisi harusnya hanya isi biosolar harga Rp 300.000, tapi diberikan berulang kali bahkan ada yang isi lebih dari itu untuk dijual kembali, bagaimana mau cukup. Jatah dum truk harus Rp 400.000 saat antri mengisi BBM terpaksa dikurangi, padahal pihak Pertamina sudah patok pasokan kuota biosolar per hari 10 ton, namun nyatanya tidak realisasi sampai sekarang,” kesal salah seorang sopir truk.
Terpisah, Manager Depot Pertamina Babang Halsel, Yakub Rumpa, mengaku stok BBM jenis Biosolar tidak pernah habis untuk melayani kebutuhan di APMS Babang Raya dengan kuota 5 ton itu.
“Stok Biosolar itu tetap cukup, tidak pernah habis. Depot Babang salur kebutuhan juga disesuaikan permintaan pihak APMS Babang Raya. Jadi pelayanan masih tetap jalan dan aman,” ujarnya.
Terkait praktik culas petugas APMS yang memihak dan main dengan pengecer, menurut Yakub, hal itu belum bisa dipastikan kebenarannya.
“Soal permintaan sopir truk yang meminta Depot Pertamina Babang untuk memasok 10 ton biosolar ke APMS Babang Raya sehingga bisa memenuhi kebutuhan truk, menurut saya kuota BBM jenis Biosolar disalurkan sesuai permintaan lembaga penyalur (APMS) dan disesuaikan juga berdasarkan jatah dari BPH Migas yang sudah ditetapkan,” tandasnya.
Hingga berita dipublis, pihak pengelola APMS, Ade Babang Raya belum dapat dikonfirmasi terkait keluhan para sopir truk ini. (Asbar-2)