Sofifi, Maluku Utara- Dinas Penanaman Modal dan PTSP Provinsi Maluku Utara melaporkan realisasi nilai investasi di Maluku Utara hingga Desember tahun 2022 tercatat sebesar Rp 55,54 triliun.
“Jadi total nilai investasi pada triwulan terakhir sudah mencapai Rp 55,54 triliun, itu data sementara PTSP, karena kita juga harus menunggu rilis resmi dari Kementerian Investasi dari Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BPKM,” kata Kepala DPM PTSP Maluku Utara, Bambang Hermawan, Selasa (3/1/2023).
Bambang menyebutkan, rata-rata investasi di Maluku Utara banyak disumbang dari Penanaman Modal Asing (PMA). Dirinya optimis untuk tahun 2023 ini akan memicu nilai investasi yang lebih besar lagi.
“Seperti PT Harita karena proyek strategis nasionalnya finis di tahun 2024, begitu juga PT IWIP, PSM harus finis di 2025, yang berikutnya PT Antam, sehingga ini perlu ditingkatkan,” ungkapnya.
Bambang menargetkan di tahun 2023 ini, paling tidak investasi yang masuk ke Maluku Utara pada kisaran Rp 75 triliun sampai Rp 100 triliun untuk seluruh jenis investasi, bukan hanya di bidang pertambangan saja.
“Target kita di tahun 2023 ini nilai investasi yang harus masuk di kisaran Rp 75-100 triliun. Dan secara keseluruhan investasi mulai dari pertambangan dan lainnya,” jelas mantan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKPAD) Provinsi Maluku Utara ini.
Ia menambahkan, apa yang ditargetkan Pemprov Maluku Utara tahun 2022 lalu berbanding lurus dengan pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa Maluku Utara adalah daerah di Indonesia yang tingkat pertumbuhan ekonominya tertinggi.
“Hal itu berbanding lurus dengan pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa Maluku Utara pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia dan bahkan seluruh dunia,” tutup Bambang. (Sam-2)