Bertahta di Pohon Khuldi

- Editor

Jumat, 10 November 2023 - 11:38 WIT

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Salim Taib
Wakil Ketua Wilayah NU Provinsi Maluku Utara

Salim Taib Wakil Ketua Wilayah NU Provinsi Maluku Utara

Oleh : Salim Taib
Wakil Ketua Wilayah NU Provinsi Maluku Utara

Raja diatas Raja bertahta di singgasana-Nya, Sang pemilik kerajaan semesta berqalam dalam kitab-kitab samawinya, sejatinya dibaca, direnungi dan dimengerti oleh makhluk ciptaan-Nya betapa universal makna dibalik semua firman, ada makna yang samar, ada makna yang jelas ada makna tersirat, ada makna yang tidak dapat di maknawi ucapan dan kata-kata-Nya, hanya Dialah yang bertutur memahami tuturannya sedangkan kita makhluknya diberikan ilmu pengetahuan melainkan sedikit bagaikan setetes air yang diambil dalam lautan samudra yang luas. Keluasan makna dalam qalamnya begitu luas sedangkan makhluk bagaikan sebutir pasir diatas padang pasir.

Kecakapan makhluk ciptaannya terbatas, dibatasi dengan tabir-tabir, sedangkan di balik tabir hanya Dialah yang memahaminya, kedalaman makna dalam kata serta di balik kata dalam qalam-Nya hanya Dia juala yang memahaminya. Qalam-qalam dalam firman-Nya yang kumaksudkan adalah: Dan Kami berfirman: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim (QS. Al-Baqarah: 35), qalam-Nya penuh metafor, simbolis tentang satu pohon yang diberi nama dalam bahasa makhluk manusia di bumi Indonesia yakni buah khuldi yang sering kali diartikan sebagai buah larangan yang dimakan oleh Nabi Adam dan Siti Hawa selama di surga. Surga yang diimajinasikan dan dipersepsikan oleh makhluk ciptaan-Nya adalah alam kesenangan, alam kebahagiaan, alam bersantai-santai, alam serba ada, alam penuh dengan sembako, alam kekenyangan, alam bergelimang harta, pokoknya di luar dari alam inverno atau alam kesengsaraan, alam kelaparan, alam kesusahan, alam kemiskinan.

Simbolisme alam syurgawi yang menjadi tempat persinggahan manusia pertama di bumi oleh Sang Maha Raja, agar manusia mampu menduplikate pengelolahan jagat bumi dengan hamparan kekayaan yang terkandung di dalamnya karena asal mula yang tercatat dalam kitab untuk menjadi khalifah, penguasa, raja, di altar bumi-Nya, bukan di alam syurgawi-Nya yang dibatasi dengan lampu merah untuk tidak memakan buah pohon larangan yakni khuldi Buah khuldi berasal dari kata “khuld” yang berarti kekal.

BACA JUGA  Pemda Haltim Siapkan Skema Translok Cegah Serangan Terhadap Warga

Namun, menurut definisi yang dikemukakan para ahli tafsir, buah khuldi banyak didefinisikan menjadi berbagai macam teori. Ada yang beranggapan bahwa buah khuldi merupakan sebuah metafora dan filosofi sejarah terbentuknya populasi umat manusia di muka bumi. Lantas digunakan sebagai pelajaran bagi umat manusia agar tidak mengulangi kesalahan yang dilakukan oleh Nabi Adam dan siti Hawa. Dari kisah itu pula, dijelaskan bahwa manusia merupakan makhluk yang penuh dengan kekurangan dan kesalahan. Sebagaimana firman Allah yang berbunyi: dalam qalam-Nya ini dijelakan wahai Adam! Tinggallah kamu bersama istrimu (Hawa) di dalam surga. Makanlah apa yang ada di dalamnya dengan senang hati dan leluasa, tanpa merasa terganggu. Di mana saja di dalam surga. Tetapi jangan sekali-kali kalian berdua makan dari pohon ini yang terlarang ini, karena (jika memakannya) kalian berdua akan termasuk ke dalam golongan orang-orang yang zalim akibat membangkang perintah-Ku.

Berita Terkait

Ketua PAN Malut Dipecat, Ada Apa?
Petahana Fifian Mus Kembalikan Formulir di Tiga Parpol
PPP Gugat ke MK, KPU Sula Bongkar Kotak Suara Hasil Pileg
Dinkes Kota Ternate Sukses Gelar Kampanye Lawan Obesitas 
Kembalikan Formulir, Bahrain Kasuba : Ada ‘HaraPAN’ Diusung PAN di Pilbup Halsel
Bupati Halsel Sambangi Kantor Perpustakaan Nasional, Usulkan Pembangunan Infrastruktur Perpusda
Pilgub Malut, PKS-Hanura Segera Deklarasikan MK-BISA
Soal Pencairan Dana Hibah Pilkada, Ketua KPU Morotai Tanggapi Begini
Berita ini 273 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Minggu, 28 April 2024 - 17:51 WIT

Ketua PAN Malut Dipecat, Ada Apa?

Minggu, 28 April 2024 - 17:51 WIT

Petahana Fifian Mus Kembalikan Formulir di Tiga Parpol

Minggu, 28 April 2024 - 14:49 WIT

PPP Gugat ke MK, KPU Sula Bongkar Kotak Suara Hasil Pileg

Minggu, 28 April 2024 - 13:21 WIT

Dinkes Kota Ternate Sukses Gelar Kampanye Lawan Obesitas 

Sabtu, 27 April 2024 - 20:29 WIT

Bupati Halsel Sambangi Kantor Perpustakaan Nasional, Usulkan Pembangunan Infrastruktur Perpusda

Sabtu, 27 April 2024 - 20:10 WIT

Pilgub Malut, PKS-Hanura Segera Deklarasikan MK-BISA

Sabtu, 27 April 2024 - 19:36 WIT

Soal Pencairan Dana Hibah Pilkada, Ketua KPU Morotai Tanggapi Begini

Sabtu, 27 April 2024 - 15:14 WIT

178 Mahasiswa IAIN Ternate Diwisudakan, 7 Raih Cumlaude

Berita Terbaru

Sekretaris DPW PAN Malut, Djamrud Hi. Wahab

Headline

Ketua PAN Malut Dipecat, Ada Apa?

Minggu, 28 Apr 2024 - 17:51 WIT

LO dari Fifian Adeningsih Mus kembalikan formulir pendaftaran di DPC PKB Sula.

Headline

Petahana Fifian Mus Kembalikan Formulir di Tiga Parpol

Minggu, 28 Apr 2024 - 17:51 WIT

KPU Sula buka buka kotak suara hasil Pileg 2024 di 9 TPS

Headline

PPP Gugat ke MK, KPU Sula Bongkar Kotak Suara Hasil Pileg

Minggu, 28 Apr 2024 - 14:49 WIT

Kampanye 'Ayo Lawan Obesitas' yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Kota Ternate, Minggu (28/4/2024).

Advertorial

Dinkes Kota Ternate Sukses Gelar Kampanye Lawan Obesitas 

Minggu, 28 Apr 2024 - 13:21 WIT

error: Konten diproteksi !!