Demonstrasi yang dikawal aparat kepolisian itu diwarnai dengan bentangan sejumlah spanduk berisi tuntutan warga kepada pemerintah kota dan pemerintah provinsi. Beberapa spanduk yang terbentang di tengah jalan bertuliskan:
“LPM, Pemuda, Nelayan, dan Masyarakat Menggugat. Jambula Tutup Kampung”
“Perbaiki Gulting dan Jalan yang Rusak Dihantam Ombak”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Pemerintah Lia (Perhatikan) Nelayan Jambula Lagi”
“Masyarakat Jambula Membutuhkan Breakwater”
Aksi ini, menurut warga, merupakan puncak dari kekecewaan mereka atas ketidakseriusan pemerintah dalam menanggapi berbagai persoalan yang telah lama dikeluhkan, terutama yang berkaitan dengan infrastruktur dan nasib para nelayan.
“Setiap musrenbang, setiap reses, kami selalu sampaikan keluhan masyarakat di Kelurahan Jambula. Sudah berulang kali kami suarakan, baik ke pemerintah provinsi maupun kota, tapi tetap saja tidak ada perhatian,” tegas salah satu orator aksi melalui pengeras suara.
Warga menuntut pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk memperbaiki fasilitas yang rusak akibat abrasi, serta membangun breakwater sebagai pelindung kawasan pesisir Jambula. (RFN/Red2)
Halaman : 1 2