Sanana, Maluku Utara- Masyarakat Desa Ona, Kecamatan Sulabesi Barat, Kepulauan Sula, Gotong royong membangun jembatan alternatif penghubung Desa Ona dan Desa Nahi menggunakan batang Kelapa.
Salah satu warga yang tidak mau disebutkan namanya dalam pemberitaan ini mengatakan, masyarakat setempat sudah sering memperbaiki jembatan tersebut namun tidak bertahan lama lantaran bahan yang digunakan hanya batang kelapa sehingga cepat rusak.
“Ini bukan baru pertama kali kami gotong royong perbaiki jambatan ini. Sudah berulang-ulang, tapi tidak lama rusak lagi, karena bahan yang kami pake hanya batang pohon kelapa jadi tidak bertahan lama,” ujarnya kepada Haliyora, Senin (25/10/2021).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dengan nada kecewa, warga tersebut mengatakan, Gubernur Maluku Utara KH. Abdul Gani Kasuba (AGK) pernah berjanji untuk mengaspal jalan dan membuat jembatan penghubung Desa Ona dan Desa Nahi, tetapi hingga periode kedua masa kepemimpinanya belum juga terealisasi.
“Pak Gub pernah berjanji akan mengaspal jalan dan bangun jembatan kami ini, tapi sampai sekarang belum tersealisasi, padahal sudah dua periode, bahkan periode ke dua juga sudah mau habis,” ucapnya kecewa.
Disampaikan, wajar kalau warga minta perhatian Gubernur, karena selain sudah berjanji, ruas jalan tersebut berstatus jalan provinsi.
“Inikan jalan provinsi, jadi kami minta perhatian Pemerintah Provinsi juga atas nama masyarakat Sulabesi Barat menagih janji pak Gubernur supaya mengalokasikan anggaran pengaspalan di Kecamatan Sulabesi Barat ini,” tandasnya.
Terpisah, Kepala Desa Ona, La Anda Buton menyampaikan, setiap musim hujan adalah musim penderitaan bagi masyarakat di Kecamatan Sulabesi Barat mulai dari Partina hingga Desa Wai Ina lantaran jembatannya rusak.
Sedangkan Menurut Camat, satu-satu cara mengatasi penderitaan rakyat Sulabesi Barat adalah harus perbaiki jembatan tersebut, sebab jembatan ini juga merupakan satu-satunya penghubung menuju Sanana, ibu kota Kabupaten Sula.
“Masyarakat bisa bikin jembatan alternatif menggunakan batang kelapa, tetapi kan tidak bertahan lama. Jadi kami butuh jembatan parmanen. Lagi pula jalan ini kan jalan provinsi sehingga sebagai camat saya minta Pemprov Malut turun tangan perbaiki jalan ini. Kalu ada peningkatan atau perbaikan jalan kan otomatis jembatan juga dibangun, sehingga masyarakat tidak lagi mandi lumpur saat ke ibu kota untuk berurusan,” tandasnya. (Sarif-1)