Politik ‘Dopamin’ IMS-ADIL dan Kemenangan Elang-Rahim 

- Editor

Rabu, 18 September 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Nuryadin Ahmad

Nuryadin Ahmad

Oleh : Nuryadin Ahmad

Merespons kondisi kekacauan politik yang dimainkan oleh Ikram Malan Sangaji dan Ahlan Djumadil (IMS ADIL), telah membuka mata, telinga, dan hati kita semua. Bahwa apa yang mereka lakukan adalah praktik politik dopamin

Dopamin adalah hormon yang juga dikenal sebagai hormon bahagia, yang memberikan rasa senang dan motivasi untuk melakukan sesuatu saat merasa senang. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Profesor Klinis Bidang Pengembangan Kepemimpinan dan Perubahan Organisasi di INSEAD, Manfred Kets de Vries, mereka yang berjuang untuk meraih kekuasaan sedang mencoba mengatasi perasaan tidak berdaya. Itu adalah cara mereka untuk mengimbangi perasaan tidak aman, sebuah pertahanan terhadap perasaan awal tentang ketidakmampuan, kelemahan, ketakutan, tidak dicintai, atau tidak disukai. Mengejar kekuasaan, kata de Vries, juga bisa terkait dengan komponen neurokimia. Memiliki kekuasaan atas orang lain memiliki efek yang memabukkan. Hal ini meningkatkan testosteron, yang pada gilirannya meningkatkan pasokan dopamin-neurotransmitter yang memberi rasa senang dalam sistem otak. 

“Lonjakan dopamin ini menjelaskan sifat adiktif kekuasaan dan mengapa sangat sulit untuk melepaskannya,” tulis de Vries. Kelebihan dopamin dapat mempengaruhi fungsi kognitif dan emosional. Menurut de Vries, dopamin dapat mengurangi empati serta mendorong perilaku sombong dan impulsif, sehingga menyebabkan kesalahan penilaian yang parah dan pengambilan risiko yang tidak perlu. “Akhirnya, orang-orang yang memiliki terlalu banyak kekuasaan bahkan dapat kehilangan rasa realitas dan moralitas mereka,” kata de Vries.

BACA JUGA  Wali Kota, Timsel, Abdullah dan Persepsi Publik

Lebih lanjut, peneliti di University of Oxford, Nayef Al-Rodhan dalam The Conversation menulis, seperti pecandu narkoba dan alkohol, orang merasa sulit mengakui bahwa mereka adalah pecandu kekuasaan. Layaknya obat- obatan yang membuat ketagihan, kekuasaan menggunakan sirkuit penghargaan di otak, menghasilkan kesenangan yang luar biasa dan adiktif. Mirip pecandu, kebanyakan orang yang berkuasa akan berusaha mempertahankan rasa senang yang mereka dapatkan dari kekuasaan,terkadang dengan cara apa pun. Ketika ditahan, seperti zat yang sangat adiktif lainnya, kekuasaan menghasilkan keinginan pada tingkat sel yang menghasilkan penolakan perilaku yang kuat untuk melepaskannya. 

Karena penarikan kekuasaan secara tiba-tiba, seperti penghentian penggunaan narkoba secara tiba-tiba pula, menghasilkan keinginan yang tak terkendali, mereka yang memiliki kekuasaan, terutama kekuasaan absolut, sangat tidak mungkin melepaskannya dengan sukarela, lancar, dan tanpa korban jiwa dan materi. 

Dalam konteks Halmahera Tengah, IMS telah terinfeksi politik dopamin, yang berarti ia kecanduan kekuasaan. Upaya-upaya kotornya untuk mencalonkan diri hingga penggunaan kekerasan menunjukkan gejala kecanduan kekuasaan yang parah. 

Selain itu, terlihat jelas bahwa Ikram haus kekuasaan dengan menggunakan cara-cara yang tidak bermoral dan melanggar etika serta hukum. Hal ini terbukti dari keterlibatan birokrasi, menjadi kaki tangan oligarki, dan menggunakan sumber daya kekuasaan untuk mendukung dirinya dalam pencalonan sebagai Bupati Halmahera Tengah. Namun ia lupa, semakin ia menipu dirinya untuk memegang kekuasaan secara absolut, justru semakin ia paranoid (ketakutan akan berbagai kekalahan). Itulah yang terekspresikan dari segala cara yang dia lakukan.

BACA JUGA  Tingginya Gairah Seks Wanita Berbulu, Mitos atau Fakta ?

Selain itu, kekuasaan yang absolut dan tak terkendali punya efek yang terwujud dalam penurunan fungsi kognitif, penilaian yang buruk, narsisme yang ekstrem, perilaku menyimpang, dan kekejaman yang mengerikan. Dari kondisi tersebut, saya teringat dua tokoh penting ahli strategi perang dalam buku mereka menjelaskan: “Sun Tzu menekankan bahwa perang tidak boleh dianggap remeh. Bentuk Tertinggi dari peperangan adalah mengalahkan musuh tanpa melakukan pertempuran berdarah”

Di samping itu, bersikap tenang dan tak terduga adalah karakter yang harus dimiliki oleh seorang jenderal perang. Sun Tzu Berpendapat bahwa menggunakan kecerdasan dibandingkan kekerasan adalah cara untuk menang dengan cerdas dan efektif. “Robert Greene : Bergerak lebih dahulu-berinisiatif menyerang sering kali akan merugikan Anda. Anda membuka strategi Anda dan membatasi pilihan anda. Sebagai gantinya, coba Anda temukan kekuatan bertahan dan membiarkan pihak lawan bergerak lebih dahulu, sehingga memberi Anda Fleksibilitas untuk balas menyerang dari sudut mana pun. Kalau lawan Anda Agresif, pancing mereka untuk menyerang dengan gegabah sehingga posisi mereka lemah.”

Dua strategi di atas sangat kontekstual dengan apa yang sedang dilakukan Elang Rahim. Bahwa dengan berposisi tenang, menggunakan kecerdasan, dan fleksibilitas, Elang Rahim telah menunjukkan penguasaan dan kemenangan dalam arena pertarungan. ***

Berita Terkait

Menilik Janji Cagub Cawagub Soal Porsi Pendidikan dan Tenaga Kerja Maluku Utara
Judol : Kalah jadi ‘Abu’, Menang jadi ‘Arang’
Pandora Politik Halmahera Tengah
Pilgub, Masalah dan Tantangan Masa Depan Maluku Utara Menurut Ekonom
Akselerasi Budaya Literasi Masyarakat Melalui Perpustakaan Desa
Sultan-Aliong Dinilai Tepat di Pilgub Malut
Menanti Terobosan KPK  di Kasus Suap Mantan Gubernur Maluku Utara
Demokrasi Semu dan Demokrasi Rasional
Berita ini 315 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 1 Oktober 2024 - 12:31 WIT

Menilik Janji Cagub Cawagub Soal Porsi Pendidikan dan Tenaga Kerja Maluku Utara

Rabu, 18 September 2024 - 22:20 WIT

Politik ‘Dopamin’ IMS-ADIL dan Kemenangan Elang-Rahim 

Jumat, 13 September 2024 - 14:43 WIT

Judol : Kalah jadi ‘Abu’, Menang jadi ‘Arang’

Sabtu, 7 September 2024 - 14:07 WIT

Pandora Politik Halmahera Tengah

Selasa, 3 September 2024 - 10:37 WIT

Pilgub, Masalah dan Tantangan Masa Depan Maluku Utara Menurut Ekonom

Berita Terbaru

Uang Lusuh (foto ilustrasi)

Headline

Uang Lusuh Paling Banyak Ditemukan di Kota Ternate

Senin, 7 Okt 2024 - 19:53 WIT

Cagub dan Cawagub Maluku Utara Nomor urut 1, Husain Alting Sjah & Asrul Rasyid Ichsan. foto/KH

Headline

HAS Maluku Utara Janjikan Modal UMKM Rp 150 Juta Setiap Desa

Senin, 7 Okt 2024 - 19:30 WIT

Deklarasi Pilkada Damai yang digagas PWI dan Polres Haltim

Headline

PWI dan Polres Haltim Deklarasi Damai Pilkada Serentak 2024

Senin, 7 Okt 2024 - 19:06 WIT

error: Konten diproteksi !!