Haliyora.id, Jakarta – Fenomena tingginya angka inflasi memang kerap terjadi pada periode puasa hingga Lebaran. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah tingginya harga kebutuhan pokok.
Direktur Center of Economics and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira memproyeksi inflasi April berada di kisaran 3,2 persen hingga 3,6 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Inflasi diperkirakan sebesar 3,2-3,6 persen yoy. Penyebabnya harga kebutuhan pokok yang tercatat sebagian masih tinggi, terutama di luar jawa,” kata Bhima dikutip dari kumparan, Rabu (10/4/2024).
Bhima bilang, faktor musiman Ramadan hingga Lebaran mendorong inflasi jasa transportasi, makanan minuman dan rekreasi. Tak hanya itu, tingginya angka inflasi juga disebabkan oleh inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation).
“Inflasi pasca lebaran bisa lebih meningkat karena ada imported inflation akibat pelemahan kurs rupiah. Pelemahan rupiah terhadap dollar AS tercatat 6,3 persen yoy sehingga berakibat ke penyesuaian harga berbagai barang impor,” ungkapnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis laju inflasi pada Lebaran 2024 tetap terkendali. Sehingga sepanjang tahun ini, laju inflasi diperkirakan masih dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), laju inflasi pada Maret 2024 mencapai 0,52 persen secara bulanan. Sementara secara tahunan, inflasi Maret 2024 ini sebesar 3,05 persen dibanding Maret 2023 (year on year/yoy), dan secara tahun kalender (year to date/ytd), inflasi pada Maret 2024 mencapai 0,93 persen.
Halaman : 1 2 Selanjutnya