Selain mendengar dan menerima aspirasi masyarakat, Wakil Presiden Mohammad Hatta juga melakukan peletakan batu Pertama Pembangunan gedung SGB (Sekolah Guru Bantu) Sanana yang berlokasi di Desa Fatce, Kecamatan Sanana. Gedung SGB ini, sekarang berubah nama dan fungsi menjadi SMA Negeri 1 Sanana hingga kini.
Momentum Tahun 1953 sampai 1957 sangat menguntungkan perjuangan pembentukan Daerah Tingkat Il Kepulauan Sula, namun di tahun 1956 dan Tahun 1957 situasi Negara tidak kondusif. Kabinet Dwi Tunggal Soekarno dan Hatta berselisih pendapat sehingga pada tahun 1957 Musyawarah Nasional Partai Masyumi di Surabaya memutuskan Partai Masyumi membubarkan diri.
Bubarnya Masyumi dan ketidakstabilan politik dalam negeri membuat perjuangan pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat Il menjadi tersendat-sendat, namun bara juang itu tak pernah padam. Berbarengan dengan itu, di awal tahun 1957 rakyat Kabupaten Maluku Utara menuntut Pembentukan Daerah tingkat I atau Propinsi Maluku Utara bersamaan pembentukan daera-daerah termasuk daerah Tingkat II.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pada Tahun 1958, 4 putra Sula yaitu Usman Daeng Hanafi, kemudian M. Nur Gailea, Hayatuddin Syahlan dan Kadir Wanboko di kota Malang tepatnya di Hotel Singosari, mereka bersepakat melanjutkan perjuangan pembentukan Daerah Tingkat II Sula Kepulauan yang mandek di Tahun 1957. Kemudian mereka bersepakat melanjutkan perjuangan tersebut dengan membentuk suatu wadah persatuan yang dikenal dengan nama Singosari Agreement atau Kesepakatan Singosari yang isinya adalah melanjutkan perjuangan rakyat Sula untuk membentuk kehidupan yang lebih baik bersama