Uang habis itu hal biasa terjadi di perbankan. Tapi pihak bank masih ada uang di kas BI, makanya tinggal melakukan pengambilan untuk melakukan pelayanan.
Rivai Samual (Kepala KCP Bank Mandiri Labuha)
Labuha, Maluku Utara– Ratusan Kepala Desa (Kades) di Halmahera Selatan, rela antri berhari-hari di kantor cabang perwakilan (KCP) Bank Mandiri Labuha, guna pencairan Anggaran Dana Desa (ADD) 2023.
Berdasarkan pantauan awak Haliyora.id, sejak Senin hingga pada Selasa (18/4/2023), tampak ratusan kepala desa masih lanjut antri di depan Bank Mandiri yang berlokasi di desa Tomori, Kecamatan Bacan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pasalnya, dikabarkan stok uang milik Bank Mandiri dikabarkan habis melayani SP2D OPD dan SP2D ratusan desa setempat.
Kepala Desa Gane Dalam, Kecamatan Gane Barat Selatan, Risman B Duhaji mengaku, sudah dua pekan ini berada di Bacan dalam rangka pencairan ADD untuk pembayaran gaji para perangkat desa.
“Sudah sekitar tiga hari ini kita menunggu di Bank. Proses di Dinas Keuangan itu sudah selesai tinggal cair saja. Ini untuk operasional maupun gaji Kades dan perangkat desa,” ujarnya.
Kata Risman, jarak desanya dan ibukota Bacan cukup jauh. Sehingga untuk perjalanan pengurusan pencairan ADD, butuh waktu dan habiskan biaya cukup besar.
“Torang (kami) ini kan jauh dari Gane sana. Baru kesini (Bacan) tinggal di penginapan lagi. Butuh ongkos besar kalau urusan pencairan lambat begini,” keluh om pala Risman.
Hal senada disampaikan bendahara Desa Malapat, Kecamatan Makian Barat, Abdullah Mahmud. Dirinya menyebutkan, meski urusan di dinas keuangan cepat tapi dari pihak bank Mandiri agak lambat melakukan pelayanan proses pencairan ADD.
“Mau tidak mau ya harus kita bersabar antrian panjang. Meski terlambat demi tanggungjawab kita. Karena ADD yang akan dicairkan ini untuk bayar gaji perangkat desa dua bulan (Maret-April),” katanya.
Dari informasi yang didapat, lanjut Abdullah, pelayanan Bank Mandiri mengalami kendala karena dikabarkan uang habis sehingga memperlambat proses pencairan ADD.
“Informasinya duitnya habis di Bank makanya kita antri menunggu. Padahal ADD (gaji) perangkat Desa Malapat selama dua bulan ini hanya sekitar 72 juta rupiah lebih,” pungkasnya.
Halaman : 1 2 Selanjutnya