Pancasila, Moderasi Beragama dan Harmoni ke-Indonesia-an

- Editor

Senin, 6 Maret 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Salim Taib

Salim Taib

Sudah saatnya agama-agama kini membaca kembali hakikat kehadiran agama agar menjadi agen-agen perdamaian dengan meminjam Roadmap Kementerian Agama Republik Indonesia tentang jalan membangun perdamaian, menjaga kerukunan, merawat toleransi dengan jalan Moderasi Beragama.

Moderasi Kehendak Damai

Murtadha Muthahhari dalam “bedah Tuntas Fitrah, Mengenal Jati Diri, Hakekat dan Potensi Kita, mengatakan bahwa manusia dari hari ke hari, dari saat ke saat, fase ke fase memiliki kehendak untuk terus berubah, kehendak untuk terus berubah inilah, oleh Murtadha dianggap sebagai bentuk dari nilai-nilai kemanusiaan yang dimiliki oleh manusia sebagai fitrah yang telah ada sejak kelahiran.

Hal ini bisa dilihat dalam rentang panjang sejarah, bahwa kehendak untuk berubah dalam damai adalah keniscayaan sejarah. Sejarah panjang kemanusiaan terus berubah dalam ruang dan waktu yang dinamis, dan ini menjadi kehendak fitrah yang tidak bisa di negasikan. Dalam perspektif sejarah agama-agama, tercatat bentangan panjang lorong kegelapan menuai agama-agama. Agama penuh dengan intrik serta konflik, pertumpahan darah menjadi sesuatu yang wajar dalam panggung umat beragama. Agama menampilkan wajah yang penuh anti kemanusiaan.

Penganut ummat beragama pun dalam fase berikutnya, menyadari bahwa keadaan kehidupan beragama seperti ini, tidak akan memberi kenyamanan dalam kehidupan. Oleh karena itu fase kegelapan, fase perang antar ummat beragama harus ditinggalkan. Jika tidak maka ummat manusia di zaman mendatang akan meninggalkan agama, karena agama hanya menjadi candu yang memabukkan bagi penganutnya, candu yang akan menegasikan eksistensi ummat lain yang berbeda agama, ataukah mungkin pada persepsi ini kita akan mengikuti apa yang dikemukakan oleh Dr. Khami’i yang mengemukakan beberapa pendapatnya tentang agama bahwa beragama merupakan kebodohan dan agama muncul dari faktor ketidakberdayaan manusia.

BACA JUGA  PANCASILA IDEOLOGI JALAN TENGAH

Berita Terkait

Menatap Masa Depan dengan AI : Panduan Inspiratif dari Mhd Arjunanta
Dari Radikal ke Jalan Benar, Ini Kisah Pria Asal Surabaya yang Pernah Bergelut dengan Kaum Kiri di Timur Tengah
Kerusakan Jalan Bobong di Taliabu Makin Parah, Kerek Kenaikan Tarif Bentor dan Angkot
Antara Kampus FKIP Unkhair Ternate, Mahasiswa dan Pamflet Penolakan Efisiensi Anggaran Pendidikan
Cerita Orang-orang Halmahera dan Tanahnya dari Pohon Kehidupan yang Tumbang
Cerita Pekerja dari Dalam Tumpukan Limbah Tambang IWIP
Meneguhkan Perjuangan Kesejahteraan dan Hak Pekerja di Maluku Utara
Matinya Eko Bertambah Lembaran Buku Kematian Kelas Pekerja di Morowali
Berita ini 291 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Kamis, 20 Maret 2025 - 22:51 WIT

Menatap Masa Depan dengan AI : Panduan Inspiratif dari Mhd Arjunanta

Rabu, 19 Maret 2025 - 23:21 WIT

Dari Radikal ke Jalan Benar, Ini Kisah Pria Asal Surabaya yang Pernah Bergelut dengan Kaum Kiri di Timur Tengah

Sabtu, 15 Maret 2025 - 18:07 WIT

Kerusakan Jalan Bobong di Taliabu Makin Parah, Kerek Kenaikan Tarif Bentor dan Angkot

Rabu, 26 Februari 2025 - 21:55 WIT

Antara Kampus FKIP Unkhair Ternate, Mahasiswa dan Pamflet Penolakan Efisiensi Anggaran Pendidikan

Minggu, 23 Februari 2025 - 10:19 WIT

Cerita Orang-orang Halmahera dan Tanahnya dari Pohon Kehidupan yang Tumbang

Berita Terbaru

error: Konten diproteksi !!