Untuk memperingatkan akan bahayanya sampah, penulis mengulas secara singkat sejarah asal mula HPSN yang diperingati pada 21 Februari. Bermula dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup yang mencanangkan untuk pertama kalinya, agar mengenang peristiwa di Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat pada 21 Februari 2005 silam. Dimana pada tanggal itu, sebuah tragedi yang mengenaskan telah merenggut 100 lebih nyawa manusia akibat sampah yang berubah menjadi mesin pembunuh.
Peristiwa ini terjadi akibat curah hujan yang tinggi dan ledakan gas metana pada tumpukan sampah. Akibatnya, 157 jiwa melayang dan dua kampung (Cilimus dan Pojok) hilang dari peta karena tergulung longsoran sampah yang berasal dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah.
Tragedi Leuwigajah memicu lahirnya Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang diperingati tepat di tanggal insiden itu terjadi. Sampah menjadi persoalan yang dihadapi masyarakat global.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
National Geographic melaporkan, masing-masing kota di dunia setidaknya menghasilkan sampah hingga 1,3 miliar ton setiap tahun. Diperkirakan oleh Bank Dunia, pada tahun 2025, jumlah ini bertambah hingga 2,2 miliar ton.
Berdasarkan laporan sebuah penelitian yang diterbitkan di Sciencemag pada Februari 2015 menyebutkan bahwa Indonesia berada di peringkat kedua di dunia penyumbang sampah plastik ke laut setelah Tiongkok, disusul Filipina, Vietnam, dan Sri Lanka. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa fakta tentang sampah nasional pun sudah cukup meresahkan, (tirto.id).
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya