Tidore, Maluku Utara- Proyek pembangunan sumur air tanah untuk sumur air baku milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Kemen-PUPR) di Kelurahan Doyado, Kecamatan Tidore Timur, Kota Tidore Kepulauan, terkesan asal jadi. Betapa tidak, proyek yang menelan anggaran Rp 7 miliar lebih yang dikerjakan itu diduga telah meerusak fasilitas jalan utama penghubung antar Kelurahan di Kecamatan Tidore Timur.
Lihat saja, beberapa ruas galian lubang pipa air pada proyek tersebut dibiarkan menganga begitu saja. Akibat dari galian yang tidak ditutup itu mengakibatkan beberapa ruas jalan mengalami kerusakan di kelurahan tersebut. Akibat lain yang ditimbulkan dari galian proyek penanaman pipa yang amburadul ini, juga berdampak kepada warga yang rumahnya terletak persis di jalur penanaman pipa tersebut.
Warga khawatir, lubang bekas galian pipa yang tidak ditutup kembali ini mengakibatkan air hujan maupun limbah dari rumah-rumah warga tertampung di situ sehingga menimbulkan penyakit. Apalagi saat wabah DBD tengah melanda di wilayah Tikep.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kalau tidak ditutup kembali, takutnya warga terperosok kedalam lubang itu, karena berada persis di jalan utama. Yang jadi ketakutan lagi saat ini musim DBD, itu akan jadi sarang nyamuk penyakit karena air tertampung di situ, tidak mengalir,” keluh Sarifah, warga Doyado.
Mirisnya lagi, proyek Dirjen Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Maluku Utara dengan nilai kontrak sebesar Rp 7.781.700.000 bersumber dari APBN tahun 2021 yang dikerjakan PT. Samudra Anugerah Indah Permai itu pernah dikeluhkan oleh Lurah Doyado, Rudi Kabir, kepada Haliyora pada 12 Agustus lalu.
Kata Rudi, jalan tersebut baru saja dihotmix pada April 2021 lalu oleh Dinas PUPR Tikep, sayangnya kembali rusak akibat dikeruk peralatan berat untuk saluran pipa proyek tersebut.
“Jalan ini sangat dinanti masyarakat, maka April 2021 Pemkot Tikep mengaspali jalan ini. Lalu pada Agustus, tiga bulan setelah diaspal, proyek pipa masuk sehingga jalan kembali rusak, akibat jalannya digali untuk saluran pipa,” ungkap Rudi seperti yang dikutip dari berita Haliyora edisi sebelumnya.
Soal kerusakan jalan ini, Rudi mengaku sudah berkonsultasi dengan Dinas PUPR Kota Tikep sembari berharap agar kerusakan itu segera diperbaiki terutama di depan Kantor Lurah Doyado yang paling parah. Menurutnya, selain mengganggu aktivitas pelayanan warga, kerusakan jalan yang berada persis ditanjakan ini juga dikhawatirkan menjadi ancaman pengguna jalan baik kendaraan roda empat maupun roda dua yang melintasi area yang cukup ekstrim itu.
Dikatakan Rudi, mengenai kerusakan jalan tersebut sudah ditindaklanjuti oleh Dinas PUPR Tikep ke Balai Wilayah Sungai Maluku Utara. Sayangnya, kerusakan jalan tersebut hingga kini belum juga diperbaiki.
Terpisah, Kepala Dinas PUPR Kota Tikep, Abdul Muis Husain saat dikonfirmasi Haliyora, bahkan terkesan tak begitu tahu informasi mengenai proyek tersebut. Ia lantas meminta kepada wartawan untuk menanyakan langsung ke Kepala Bidang Bina Marga PUPR Tikep, Kardiman.
Sementara, Kardiman yang dikonfirmasi juga mengarahkan wartawan untuk mengkonfirmasi ke Kepala Dinas PUPR karena dirinya sedang ada kegiatan di luar daerah. “Mohon maaf nanti konfirmasi langsung dengan pak Kadis, saya lagi ikut kegiatan di luar,” kata Kardiman, (20/8/2022).
Kepada wartawan, Kardiman lalu memberikan nomor handphone PPK proyek jalan di Kelurahan Doyado itu. Namun, nomor yang diberikan tersebut tak bisa dihubungi hingga berita ini dipublish. (YH-2)