Haliyora
Usai memenangkan pertempuran perang badar, kaum muslimin dibawah komando Baginda Nabi Muhammad saw langsung kembali ke Madinah. Sesampainya di Madinah, ditemukan pengkhianatan perjanjian bersama yang dilakukan oleh kaum Yahudi.
Hal ini disikapi Rasulullah saw dengan mengirim utusan ke kaum Yahudi dan mengumpulkan mereka. Rasulullah saw kemudian menyampaikan “Wahai segenap orang Yahudi, masuklah kalian ke dalam Islam, demi Allah, kalian tahu bahwa aku adalah utusan Allah. Sebelum Allah menimpakan atas kalian seperti yang terjadi pada Quraisy.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Yahudi kemudian menjawab “Wahai Muhammad, kau jangan merasa bangga dengan mengalahkan orang-orang yang kau temui di perang Badar. Sesungguhnya kau mengalahkan kaum bodoh. Berbeda dengan kami, demi Allah kami adalah ahlinya perang. Sungguh jika kau memerangi kami, niscaya kau akan tahu bahwa kau belum pernah memerangi kaum seperti kami.
Padahal sebelumnya, tatkala hijrah Rasulullah saw dan sampai di Madinah. Beliau langsung mengadakan perjanjian damai dengan seluruh kaum Yahudi, dan dituangkan ke dalam naskah tertulis. Pada perjanjian tersebut masing-masing pihak diberikan kesamaan status hukum, dan berbagai persyaratan yang disepakati bersama. Salah satunya, mereka tidak akan membantu musuh manapun yang memerangi Rasulullah saw.
Di tengah-tengah permusuhan akibat pelanggaran terhadap kesepakatan bersama, terjadi juga suatu peristiwa dimana ada seorang wanita keturunan Arab, istri seorang laki-laki Anshar pergi ke pasar Bani Qainuqa. Wanita itu duduk di dekat tukang emas untuk keperluan perhiasannya. Tiba-tiba datanglah seorang laki-laki dari Bani Qainuqa dan duduk di belakang wanita itu, dan wanita itu tidak menyadarinya. Laki-laki itu kemudian mengaitkan baju wanita itu dengan sebuah duri. Saat wanita itu berdiri, auratnya tersingkap, seketika membuat orang-orang Yahudi yang ada di sekitarnya tertawa.
Melihat kejadian itu, seorang laki-laki muslim bangkit dan mengejar laki-laki tersebut dan membunuhnya. Kemudian datanglah orang Yahudi Qainuqa dan mengeroyok lelaki muslim itu dan membunuhnya. Mereka (Bani Qainuqa) membatalkan perjanjian damai dengan Rasulullah saw, memerangi beliau dan bersembunyi di benteng mereka.
Rasulullah saw kemudian mengerahkan pasukan yang dipimpin al-Mundzir bin Qudamah as-Salimi, akhirnya mengepung mereka selama 15 malam, hingga akhirnya Allah menimpakan rasa takut ke dalam hati mereka, dan mereka meminta belas kasih Rasulullah saw, memohon untuk pergi. Orang Yahudi kemudian diusir keluar dari Kota Madinah.
Peristiwa ini terjadi pada hari Sabtu pertengahan bulan Syawal, 20 bulan sejak Nabi saw hijrah ke Madinah. Rasulullah saw mengepung mereka hingga bulan Dzul Qa’dah. Merekalah orang Yahudi pertama yang diperangi Rasulullah saw. Riwayat ini dikutip dalam kitab AL-Maghazi yang ditulis Muhammad bin Umar al-Waqidi
Saat peristiwa ini, turunlah firman Allah Swt yang dibawa Jibril as, yakni Surat Al-Anfal: 58 yang berbunyi “Dan jika kamu khawatir akan (terjadinya) pengkhianatan dari suatu golongan, maka kembalikanlah perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur. Sesungguhnya Allah tidak akan menyukai orang-orang yang berkhianat.”
Tatkala Jibril membaca ayat tersebut, Rasulullah berkata kepadanya “Aku khawatir pengkhianatan mereka. Berdasarkan ayat ini Rasulullah Saw kemudian mengepung Yahudi Bani Qainuqa, dan melepas anak-anak dan wanita.
Kaum Yahudi Bani Qainuqa akhirnya meninggalkan Kota madinah dan menetap di Adzri’at. Wassalam. (Redaksi***)