Jailolo, Haliyora
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Halmahera Barat, Hotari Balacai mengatakan, ke depan Dinas Pertanian hanya akan fokus pada satu program yang disebut program Gerakan Orientasi Eksport Untuk Rakyat, disingkat “GOSORA”.
Hal ini disampaikan Hotari, pada Rabu (07/10) di kantornya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Katanya, tujuan program tersebut adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani. Hotari menjelaskan, program GOSORA itu menyasar pada tiga komoditas petani untuk dieksport, yakni Pala, Cengkeh dan Kelapa (Kopra).
Tiga komoditas itu, lanjut Hotari, potensinya sangat besar di Halbar dan peluang ekspornya juga besar.
“Melalui program Gosora, nantinya tiga komoditas itu diekspor langsung dari Halbar ke Luar negeri. Tidak lewat Surabaya atau Jakarta lagi. Selama ini ekspor kopra, cangkeh maupun pala lewat Surabaya dan Jakarta sehingga Maluku Utara kehilangan nilai ekspor triliunan rupiah,” tandasnya.
Kata dia, ide dan konsep Gosora ini berasal dari Pjs Bupati Halbar, Rizal Ismail.
“Ini ide dan gagasan serta konsep dari pak Bupati, dan saya kira ini sangat baik karena tujuannya untuk pemulihan ekonomi kerakyatan demi kemakmuran petani,” imbuhnya.
Program Gosora rencanya akan dilaunching tahun ini juga (2020). “Kalau tarada halangan, dilaunching tahun ini juga, langsung aksi,”tuturnya.
Ia menambahkan, nantinya seluruh hasil petani tiga komoditas itu, baik dari Halbar sendiri maupun dari kabupaten/kota lain Se-Maluku Utara akan diekspor melalui Halbar, karena rencananya pelabuhan ekspor juga dibangun di Halbar. Ia menyebut ada tiga negara tujuan ekspor yakni Jepang, China dan Belanda.
“Jika program Gosora sudah jalan, maka khususnya harga kopra di tingkat petani akan naik, minimal di angka Rp 10.000 per kg,” ungkap Hotari kepada sejumlah wartawan, Rabu (7/10).
Khusus Kopra, lanjut Hotari, kopra yang dieksport adalah kopra putih. “Jadi khusus kopra kita hanya ekspor kopra putih, sebab negara tujuan hanya beli kopra putih, kopra hitam dong tara tarima,” pungkasnya. (Riko/PN1)