Ternate, Haliyora.com
Salah satu pasien Covid-19 yang sedang diisolasi di RSUD Boesoeri buka-bukaan soal perlakuan yang mereka dapati selama masa isolasi. Curhat tersebut pun langsung ditanggapi pihak RSUD yang terletak di bilangan kelurahan Tanah Tinggi Kota Ternate itu.
Bahwa seluruh pasien yang sedang menjalani perawatan itu diperlakukan layaknya pengobatan terhadap pasien yang sakit dengan memperhatikan segala prosedur yang telah ditetapkan. “Jumlah kamar yang disediakan ada tujuh kamar. Kamar mereka saling berhadapan dimana satu kamar berisi dua pasien,” kata Wakil Direktur Pelayanan, dr. Jubaida Drakel saat dihubungi Haliyora.com via telepon, Kamis (30/04/2020).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Cerita ini disampaikan salah satu pasien Covid-19 yang jalani perawatan di RSUD Hasan Boseri Ternate
Dikirim oleh Haliyora.com pada Kamis, 30 April 2020
Diakui Jubaida, pihaknya kesulitan mengatur pasien, utamanya dari Ternate. “Padahal dengan kondisi sakit pernapasan saja mereka masih main. Seharusnya kondisinya itu harus betul-betul break (istirahat total),” tuturnya.
Terkait dengan fasilitas, dikatakannya, pasien juga punya barang lengkap. Dirinya menepis ada isu pihak RS menyita handphone pasien. Padahal kalau mereka sadar, berarti mereka tidak melakukan demikian.
“(Handphone) Tidak mungkin kami tahan. Kami ingin memberi pengertian. Saling mengerti apalagi dalam kondisi sakit. Mereka harus istirahat. Kami tidak punya kapasitas untuk melarang mereka main handphone. Bahkan hingga tali untuk sering jemuran pakaian juga disediakan,” ucapnya.
RS sendiri, kata dia, mengisolasi pasien demi kesembuhan dan tidak menularkan ke yang lain. Namun semua kembali tergantung dari pasien sendiri. “Kalau untuk menghargai proses kesembuhan, harusnya demikian. Karena takutnya terkontaminasi ke orang lain. Misalnya keringat, lendir. Itu resiko,” beber Jubaida.
Menyangkut dengan pengawasan terhadap pasien, selalu dipantau lewat CCTV yang dipasang pihak RS. Tapi memang diakuinya, pihaknya sering kesulitan mengatur tingkah para pasien dalam ruang isolasi.
“Ada juga setiap jam tiga itu pasien sering buat gerakan tambahan. Tapi kami selalu pantau. Tidak langsung masuk di ruangan karena dipantau lewat CCTV dan punya radio kontrol yang terhubung ke pengaras suara dalam ruangan untuk menegur pasien tersebut,” terang Jubaida
Menyangkut pelayanan medis, imbuhnya, pasien dijenguk dalam empat shift. Yakni pada pukul 06.00 pagi hingga jam 12 siang, lalu sampai jam 18.00 sore. “Selanjutnya dijenguk antara jam 6 sampai jam 12 tengah malam hingga jam 6 pagi. Jadi dalam satu hari itu ada empat kali jenguk serta diberi makan minum dan obat. Malah mereka yang tidak minum obat,” pungkasnya. (Vik)