TERNATE, HALIYORA.COM,-Penggunaan anggaran untuk penanganan Covid-19 di Maluku Utara kini menjadi sorotan berbagai pihak. Dana sebesar 15 miliar rupiah yang dikucurkan pemerintah provinsi pada tahap pertama mulai dipertanyakan penggunaanya.
Pemerintah daerah terkesan kurang terbuka terhadap peruntukan angaran puluhan miliar itu, membuat publik merasa khawatir. Jangan-jangan anggaran itu terpapar corona berdasi.
Jangankan masyarakat umum, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Maluku Utara sendiri mengaku hingga saat ini tidak mengetahui rincian penggunaan anggaran tahap pertama itu. Salah satu anggota Badan Anggaran DPRD, Iskandar Idrus bahkan mempertanyakan kemana duit sebanyak itu mengalir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saya mempertanyakan itu, karena kami di DPRD sendiri tidak diberitau rincian penggunanan angaran 15 miliar tersebut. Saya sendiri hanya mengetahui dari media masa yang katanya sudah digunakan 11,5 miliar. Tetapi tidak tau item kegiatannya apa. Yang kita dengar katanya dana itu sudah digunakan untuk pembelian APD dan alat-alat kesehatan, biaya operasional dan sewa hotel Sahid Bela”, beber Iskandar kepada Haliyora.com, selasa (21/04/2020).
Menurut Iskandar, sejak dikucurkannya dana 15 miliar di akhir februari lalu sampai saat ini belum terlihat aksi rill yang efektif dilakukan tim gugus tugas pada segi pencegahan Covid-19. Sementara setiap hari publik disuguhi laporan bertambahnya kasus virus mematikan itu, baik pasien positif, PDP maupun ODP.
“Itu artinya dengan dana sebesar itu kita belum melihat penanganan Covid-19 dilakukan pemerintah secara efektif dan baik, sekaligus mengkonfirmasi bahwa penggunana angarannya tidak pas sasaran. Yang kita saksikan bahkan lebih banyak gelar rapat dan pertemuan-pertemuan. Di sisi lain, sepertinya pemerintah enggan memberi tahu rincian penggunaan anggaran untuk pos-pos yang diprogramkan”, sembur Iskandar. ( Sam).