Ternate, Haliyora.com
Sekretaris Pansus Pengawasan penanganan Covid-19 DPRD Provinsi Maluku Utara Iskandar Idrus menilai pemprov belum melakukan aksi berarti untuk menangani wabah Covid-19.
Selama ini pemerintah maupun Tim Gugus yang dibentuk lebih banyak melakukan rapat ketimbang malakukan aksi riil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Padahal, anggaran puluhan miliar sudah digelontorkan Pemda untuk penanganan Covid-19.
Saat diwawancarai awak media di kediaman gubernur Jum’at (17/04) Iskandar mengatakan sampai hari ini yang dibahas tim gugus adalah baru program.
“Program baru disusun, pada hal rapat serupa ini sudah kita lakukan tiga minggu yang lalu untuk mendorong penyusunan program secara kongkrit. Uang 15 miliar dari DTT itu sudah jalan, tetapi kita juga belum melihat rinciannya”, beber Inskandar.
Katanya, yang kelihatan baru pengadaan APD dan sewa hotel. Sudah ada program tetapi efeknya belum terasa. sementara sudah jebol dengan 4 pasien positif dan puluhan PDP serta ratusan ODP.
Lanjut Iskandar, sampai saat ini pihaknya tidak diberi tau rincian penggunaan dana 11,5 miliar dari 15 miliar yang sudah digunakan sejak awal dibentuknya tim Gugus Tugas Covid-19.
“Saya tidak bilang tidak jelas, tetapi sampai saat ini kita tidak diberikan rincian total 11,5 miliar tersebut, sehingga kita tidak tau apa item kegiatannya, yang dengar hanyalah sewa hotel, dan pembelian APD yang lain-lain kita tidak tau. Itu pun kita tau lewat media,” semburnya.
Karena itu, menurut Ketua Fraksi PAN itu sejauh ini anggaran yang sudah digunakan tidak tepat sasaran.
“Secara regulasi dimungkinkan eksekutif melakukan penyesuaian program dan kegiatan tanpa berkordinasi dengan DPRD, tapi saya melihat sampai sejauh ini penggunaan anggaran tersebut belum tepat sasaran “, tandasnya.
Menurutnya, program yang ditetapkan harus terfokus pada dua sasaran yakni program penanganan/pencegahan dan dampak sosial ekonomi.
” Masalah penanganan sudah dilakukan. Yang sakit sudah dirawat, tetapi dari sisi pencegahan belum efektif. Itu terlihat dari masih longgarnya pintu masuk orang di bandara dan pelabuhan. Kalau di pelabuhan dan bandara belum efektif dalam proses penanganan itu artinya kita belum melihat penanganan Covid-19 dengan baik”, tutup Iskandar.( Sam)