TERNATE, HALIYORA.COM,- Pencegahan penyebaran virus corona harus dengan langkah konkrit yang cepat. Sebab virus mematikan itu juga menyebar sangat cepat. Bayangkan saja, hanya dalam waktu tidak terlalu lama, makhluk yang bernama corona itu mewabah hampir ke seluruh antero dunia termasuk Indonesia, bahkan kini diduga sudah ada di Maluku Utara.
Pemerintah Provinsi Maluku Utara bersama pemda kabupaten/kota harus duduk bersama memutuskan langkah konkrit yang harus diambil guna menghambat laju penyebaran virus itu. Tidak boleh masing-masin pemda membuat langkah sendiri-sendiri. Demikian Akademisi Unkhair Ternate yang juga pengamat kebijakan publik, Dr. Mohtar Adam berpendapat.
Menurut Mohtar, penanganan virus corona yang sudah masuk kategori pendemi itu butuh satu keputusan terpusat yang dipimpin langsung oleh gubernur sebagai wakil pemerintah pusat di daerah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Artinya, kebijakan terpusat oleh gubernur agar informasi dan keputusan tidak simpang siur yang dilakukan oleh kabupaten/kota. Sebab kebijakan dan penanganan yang terstruktur dari semua lini, akan mampu mencegah penyebaran virus corona yang mematikan itu”, ujar Mohtar kepada Haliyora.com via watsaap, Rabu (18/03/20).
Hal itu penting dilakukan pemerintah provinsi, lanjut Mohtar, untuk memberikan perlindungan kepada Rakyat dari ancaman wabah corona yang masuk ke wilayah Maluku Utara. Sebab sementara ini kita lagi diuji kemampuan membangun koordinasi, solidaritas dan nasionalisme.
Kata dia, peperangan melawan Covid-19 itu harus di dorong pada etos solidaritas rakyat, jangan biarkan rakyat dalam kebingungan, apalagi kepanikan. Hal ini di butuhkan campur tangan Pemerintah Daerah (Pemda) dalam melakukan proses pengendalian.
“Keputusan bersama itulah menjadi momentum dimana menumbuhkan kesadaran kolektif dan solidaritas antar warga Masyarakat, karena apa pun upaya pemerintah, kalau tanpa kesadaran dan partisipasi masyarakat akan sulit mengatasinya”, imbuh dosen ekonomi Unhair Ternate yang biasa disapa Ota Adam itu.
Menurut Ota, perlu ditetapkan kebijakan yang lebih operasional seperti larangan keluar daerah, bekerja, bersekolah, dan kuliah di rumah yang diikuti dengan memperkuat hubungan keluarga dan masyarakat.
“Mungkin ada baiknya membiasakan masyarakat menggunakan simbol suba (mengatupkan kedua telapak tangan ke dada red), sebagai pengganti salaman. Sebab berjabatan tangan secara langsung berpotensi tertular virus”, saran Ota
Selain itu, lanjut Ota, Pemprov juga harus mendesain Roadmap penanganan sampai kapan bisa diberlakukan Locdown di Maluku Utara, dengan terus memantau perkembangan Nasional dan instruksi presiden.
Disamping itu, bagi pendatang dan pengunjung dari luar daerah perlu di lakukan isolasi, dan juga harus dilakukan pemeriksaan diri di kota asal untuk memastikan setiap pengunjung tidak membawa wabah korona ke wilayah Maluku Utara sebelum berkunjung.
“Bahkan untuk mengatasi ancaman virus corona, maka ujian nasional pun dapat ditunda pelaksanaannya untuk sementara waktu, jika situasinya makin memburuk”, tutup Ota. (Andre).