Mengapa Nilai UNBK Siswa Malut Rendah?

- Editor

Selasa, 17 Maret 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy


Ihsan Said, M.Pd.
Widyaiswara Madya LPMP Malut

Kalau anak2 kita tekun belajar, nilainya pasti bagus (A/B). Anak pintar, anak yang tekun belajar. Bukan karena mereka cerdas. Cerdas saja tak cukup untuk membuat seseorang dapat nilai bagus. Ketekunan lebih penting..!

Ketekunan dalam belajar, bisa dilihat pada seberapa betah mereka belajar berlama-lama. Mereka jadi terlatih untuk mencari tahu lebih banyak, juga berlatih mengerjakan soal2 ujian. Karena itu nilai mereka bagus. Anak-anak yang cerdas tapi malas belajar, nilainya mungkin biasa-biasa saja.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ada juga anak yang lambat dalam belajar, tapi nilainya bagus karena ia tekun.

“Apa kunci penting dari ketekunan? Mengatur waktu. Jelasnya, mengatur waktu antara kegiatan bermain dan belajar akan menentukan prestasi belajar seorang anak. Bermain, belajar, dan istirahat, adalah 3 hal yang mesti terkelola dengan baik. Arahkan anak untuk mengatur waktu sedemikian rupa sehingga ia punya energi yang cukup untuk konsentrasi saat belajar.”

Mulai tanggal 16-19 Maret 2020 siswa SMK melaksanakan UNBK dan berikutnya nanti tanggal 30 Maret-2 April 2020 siswa SMA/MA. Ini tahun terakhir bagi rezim UN. Nanti 2021 akan berlaku asesmen kompetensi minimum. Yang diujikan nanti terkait kemampuan literasi dan numerasi. Fokusnya sebenarnya mau menilai kemapuan anak2 kita bernalar.

BACA JUGA  Sepucuk Harapan Menuju Konfercab NU Tikep

“Apa persiapan yang dilakukan sekolah? Minimal sekolah dapat menyusun soal model assessment minimum seperti literasi dan numerasi yang bisa diujicobakan kepada siswa. Saran saya, ikuti jenis soal2 PISA”

“Bagaimana kualitas ujian sekolah. Siapa mestinya yang mengontrol proses penilaian itu? Pengawas sekolah. Tapi pengawas kita juga banyak masalah.

“Apakah semua guru memberikan nilai secara jujur sesuai kemampuan siswa?” Saya kira, tidak! Banyak sekolah menaikan nilai US untuk menutupi nilai jelek UN”

“Bagaimana hasil nilai UNBK siswa kita tahun lalu?” Sangat rendah. Sudah yang paling baik Ternate dan Tidore saja rerata nilai Matematika 33, Fisika 42, Bahasa Inggris 42, Kimia 45 dan Biologi 45. Lah, passing grade nasional 55. Jadi cuman Bahasa Indonesia, lumayan 56. Pernah saya nanya ke salah satu siswa, jawabnya: ‘Dari 40 soal Matematika, saya hanya selesaikan 15. Sisanya semua pakai perasaan,” ujarnya. Jadi simpulan saya, nilai US tidak berkolerasi dengan nilai UNBK.”

“Apa problemnya nilai siswa kita rendah?”

“Siswa kita tidak terbiasa menjawab soal2 HOTS. Tapi itu bukan salah siswa, tapi gurunya. Forum MGMP hanya aktif kalau ada ujian. Soal US biasanya disusun oleh guru kalo ada perintah atau ada anggaran dari Dinas Pendidikan. Kalaupun disusun soalnya, paling cuman 25 persen bisa dipakai. Kebanyakan soalnya juga sudah kadaluarsa, tidak memenuhi kisi2 dari BSNP. Soal US masih warisan 2 atau 3 tahun sebelumnya.”

BACA JUGA  Cegah Gizi Buruk, Pemerintah Harus Sediakan Dapur Anak Sehat di Setiap Desa

“Siapa mestinya yang mengontrol kualitas soal US?”

“Seharusnya itu tanggung jawab Dinas Pendidikan. Jadi soal US yang dipakai oleh guru selama ini tidak pernah dianalisis dan belum diujicobakan terlebih dahulu pada kelompok besar siswa. Soal kategori baik itu memiliki taraf reabilitas, taraf validitas, taraf kesukaran dan pembeda/pengecoh yang meyakinkan.”

“Saya justru menggarisbawahi agar guru bisa membuat soa2 test yang mendorong daya berpikir siswa. Sebaiknya kurangi saja soal2 pilihan ganda (PG) pada ujian sekolah. Banyakin soal yang memancing siswa untuk berpikir, bernalar kritis, dan kemampuan problem solving yang baik. Harus ke arah situ. Dan soal-soalnya ya tidak bisa multiple choice. Memang harusnya esai,”

Tapi problem mendasar guru kita itu tidak semua punya kemampuan membuat soal test yang baik. Karena itu, guru2 kira perlu dilatih terus setiap periode, minimal sekali per semester melalui forum MGMP.

Berita Terkait

Membingkai Makna Fagogoru Dalam Refleksi 34 Tahun Kabupaten Halmahera Tengah
Cegah Gizi Buruk, Pemerintah Harus Sediakan Dapur Anak Sehat di Setiap Desa
Sepucuk Harapan Menuju Konfercab NU Tikep
Hubungan Home Schooling, Televisi dan Internet
Ikhtiar Pembelajaran di Tengah Covid-19 (Kado Hardiknas 2020)
Berita ini 35 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 31 Oktober 2024 - 22:01 WIT

Membingkai Makna Fagogoru Dalam Refleksi 34 Tahun Kabupaten Halmahera Tengah

Rabu, 15 Maret 2023 - 23:03 WIT

Cegah Gizi Buruk, Pemerintah Harus Sediakan Dapur Anak Sehat di Setiap Desa

Sabtu, 11 Juli 2020 - 14:54 WIT

Sepucuk Harapan Menuju Konfercab NU Tikep

Sabtu, 2 Mei 2020 - 02:34 WIT

Hubungan Home Schooling, Televisi dan Internet

Jumat, 1 Mei 2020 - 20:31 WIT

Ikhtiar Pembelajaran di Tengah Covid-19 (Kado Hardiknas 2020)

Berita Terbaru

Plt Kadisnaker Kota Ternate, Faizal Badaruddin

Headline

UMK Kota Ternate Ditetapkan Rp 3.461.250

Rabu, 11 Des 2024 - 15:09 WIT

Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya

Headline

Moratorium Pemekaran Daerah Bakal Dicabut?

Selasa, 10 Des 2024 - 23:33 WIT

error: Konten diproteksi !!