SOFIFI, Haliyora.Com
Masyarakat desa Durian, kecamatan Oba Utara mengalami krisis air bersih.
Pasalnya, Air PDAM yang selama ini dikonsumsi masyarakat Durian telihat berubah warna dan kotor seperti tercampur dengan sampah dan tak layak dikonsumsi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketua RT. 01, Desa Durian, Hamid (68), Durian yang berbincang dengan Haliyora.com, Kamis (12/03/2020) mengatakan, masyarakat di desanya saat ini hanya mengandalkan air hujan untuk konsumsi sehari-hari.
“Air PAM (PDAM,red) sangat kotor. Kadang-kadang airnya seperti tacampur sampah makannya kita tara bisa konsumsi sama sekali” Ucap Hamid.
Untuk mendapatkan air bersih, sambung Hamid, dia dan warga lainya mengandalkan air hujan.
Hamid sendiri mengaku harus menyediakan sepuluh drum sebagai tempat tampungan air hujan.
Masalah datang jika hujan tidak turun dalam jangka waktu yang lama, sementara persediaan air yang ditampungan habis, sehingga untuk mencuci dan mandi saja susah.
Tak heran, jika hujan turun, semua warga desa sibuk mendah air dan menampung di penpung air (bak/drum).
“kalau hujan saya tampung sampe sepuluh drum” Terang Hamid.
Diketahui, air yang dikonsumsi masyarakat Sofifi, termasuk masyarakat desa Durian selama ini bersumber dari air Telaga yang oleh PDAM Sofifi ditampung dalam bak penampungan kemudian dialirkan ke warga. (Andre)