Ternate, Haliyora.com
Menghadapi hajatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2020 khususnya untuk pemilihan Walikota dan Wakil Walikota (Pilwako) Ternate, partai Golongan Karya (Golkar) tidak menutup kemungkinan berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Bahkan partai berlambang beringin itu dilaporkan “bersedia” hanya mengusung calon wakil walikota untuk mendorong kaders berdampingan dengan PDIP demi untuk membangun koalisi di Pilwako nanti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sama-sama memiliki tiga kursi parlemen yang artinya secara total mengantongi enam kursi, maka bisa dipastikan jika terjadi koalisi maka PDIP dan Golkar tentunya dapat mendaftarkan pasangan calonnya
“Komunikasi untuk membangun koalisi sudah dilakukan. Alhamdulillah mendapatkan titik temu dalam berkualisi. Itu sudah di lakukan sampai tingkat pusat DPP partai Golkar,” kata Sekretaris DPD I Partai Golkar Malut, Arifin Djafar pada wartawan di Sekretariat DPD I Partai Golkar Malut di Ternate, Selasa (03/03/2020) sore.
Partai Golkar Provinsi Malut akan menggelar Musda untuk memilih pemimpinnya pada 4 Maret 2020. Ini komposisi 16 suara yang diperebutkan dalam Musda tersebut.
#HaliyoraDikirim oleh Haliyora.com pada Senin, 02 Maret 2020
Dari sejumlah nama, lanjut Arifin, yang paling mencuat adalah Merlisa Marsaoly yang tak lain Ketua PDIP Kota Ternate yang kemungkinan besar akan diusung sebagai 01 yang didampingi Arifin sendiri sebagai bakal calon Wakil Walikotanya.
“Golkar Malut sudah mengajukan nama-nama bakal calon yang nantinya didorong. Direkomendasikan sekitar 3-5 nama. Termasuk di dalamnya ada Ibu Merlisa (Marsaoli) yang memiliki hasil survei tertinggi diantara bakal calon yang mendaftar di partai Golkar,” bebernya.
Sementara dari kubu beringin, lanjutnya, mendaftar sebagai Wakil Walikota. “Saya juga sudah mengikuti fit and proper test dan hasil survei juga tertinggi di kota Ternate,” terangnya.
Atas dasar itulah, Arifin berkeyakinan bakal ada koalisi antara PDIP dan Golkar untung mengusung paket Merlisa dan dirinya. “Prinsipnya dalam proses rekrutmen calon kepala daerah tahapannya sudah dilalui. Fit and proper test (uji kelayakan dan kepatutan) juga sudah selesai. Bahkan survei pun sudah dijalankan,” ujar mantan Walikota Ternate periode 2010-2015 itu.
Untuk Pilkada Ternate, imbuhnya, sudah ada komunikasi hingga ke level pusat untuk rencana koalisi tersebut. “Alhamdulillah itu bisa diterima dengan baik. Prinsipnya kita sudah melakukan kesepakatan dan kita menerima Ibu Merlisa sebagai calon Walikota,” tuturnya.
Ketika ditanya terkait sikap DPP, Arifin Arifin enggan mendahului sikap DPP dalam hal kewenangan memberikan rekomendasi. “Itu adalah hak DPP. Yang pasti komunikasi ke arah itu ini sudah dibangun sampai tingkat pusat. Terkait dengan hal-hal lain itu nanti dibicarakan,” jelasnya.
Arifin sendiri tidak menapik bahwa dirinya bersedia jika disandingkan dengan Merlisa meski hanya sebagai calon Wakil Walikota. Alasannya, Merlisa layak didorong sebagai Walikota berdasarkan pengalaman menjadi anggota DPRD selama tiga periode.
“Untuk mendorong sebagai Wakil, kita harus memiliki kesamaan pandangan, visi, dan saling memahami kondisi psikologis masing-masing. Sehingga saya bisa menerima dan bersedia lahir batin untuk menjadi wakil Merlisa,” tutup Arifin. (sam)