Ternate, Haliyora.com
Wafatnya mantan Walikota Ternate Hi. Samsir Andili (Ko Sam) menyisakan duka mendalam. Masyarakat Maluku Utara, khususnya Kota Ternate merasa kehilangan seorang tokoh panutan. Ko Syam memang telah pergi, dipanggil pulang ke khadirat Sang Khaliq. Namun almarhum meninggalkan gagasan dan karya-karya besar sebagai hadiah sekaligus amal jariyah beliau untuk rakyat di daerah ini.
Mengungkap hasil karya dan gagasan brilian almarhum Ko Syam, rasanya tak cukup termuat di halaman kertas. Jasa, gagasan pemikiran dan karya beliau telah tertuang di bentangan kehidupan nyata yang dapat dirasakan dan dinikmati masyarakat selamanya.Sebagai pemimpin, Ko Syam dikenal merakyat. Beliau selalu lebih dulu menyapa kepada siapa saja yang ditemui maupun menemuinya. Ko Syam juga adalah pemimpin yang tidak suka menyalahkan orang lain, meski kepada bawahannya sendiri. Ko Sam lebih suka berdiskusi, terbuka menerima saran dan pendapat, sekalipun itu dari bawahannya. Bahkan, Ko Sam sering bilang, “Pemimpin itu jangan merasa pintar, tapi harus pintar merasa”.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pertengahan 2003, sebuah siang yang panas
Ko mengajak saya ke timbunan tanah dan batu batu besar yang masih…Dikirim oleh Asghar Saleh II pada Jumat, 24 Januari 2020
Ketika menjabat Walikota Ternate, Ko Syam ingin melihat Ternate sebagai tuan rumah bagi semua orang. Setiap orang harus merasa nyaman dan aman tinggal di kota ini. Itulah mengapa ketika terjadi sosial konflik tahun 1999 dan masyarakat non muslim meninggalkan Ternate ke Sulawesi Utara, Ko Syam pergi menjemput mereka untuk kembali sambil menghimbau ummat Islam untuk tidak menciptakan konflik lagi. Kala itu, Ko Sam lantas mencetuskan semboyan, “Persaudaraan Sejati”. Tak cukup sampai di situ, di awal periode pertama kepemimpinannya, semboyan “Ternate Kota madani” dimunculkan yang kemudian dielaborasi menjadi “Makugawene”.Kembali ke Ternate, usai menjalankan tugas sebagai anggota DPRD Maluku pada tahun 1996, Ko Syam bersama Walikota Administratif Tidore, Bahar Andili yang juga kakak kandungnya, menggagas percepatan pemekaran Kota Administratif Ternate menjadi daerah otonom. Akhirnya, pada tahun 1999 Kota Ternate mekar, dan Ko Syam dilantik sebagai Walikota pemekaran pertama, kemudian terpilih kembali di periode kedua.Beberapa gagasan dan karya Ko Syam yang dapat dinikmati masyarakat sekarang ini yakni; pertama, berhasil memperjuangkan Kota Ternate dari berstatus adminstratif menjadi Daerah Otonom Baru (DOB). Kedua, bangun kawasan bisnis dalam wujud pembangunan Tapak 1, 2 dan 3 termasuk tapak Kota Baru-Bastiong. Ketiga, Membangun Masjid Raya Al-Munawwarah di Tapak 1 sekaligus dijadikan icon Kota Ternate. Keempat, Menggagas pembangunan jalan lingkar Moti, Hiri dan Batang Dua.
Falsafah pembangunan yang Almarhum usung adalah; “Membangun Kota dengan Hati dan Rasa. Serta Jangan merasa Pintar, tapi Pintar Merasa”.
Demikian Asgar Saleh, politisi muda yang mengaku punya hubungan dekat dengan almarhum Ko Sam. Ia menceritakan sekelumit pengenalan dan pengalamannya bersama Almarhum Ko Sam kepada Haliyora, pada Jumat (24/01/2020) malam di rumah Duka, BTN Ternate.
“Saya mungkin termasuk salah satu yang punya hubungan paling dekat dengan Almarhum. Hampir setiap hari berkomunikasi, baik secara langsung maupun lewat telepon,” tutup Asgar. (Sam)