Peringati Hari Anti Korupsi dan Hari Hak Asasi Manusia, GEMURUH Gelar Aksi

- Editor

Senin, 9 Desember 2019 - 17:30 WIT

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

TERNATE — Haliyora, Sejumlah mahasiswa dari berbagai elemen menggelar aksi demonstrasi dalam rangka memperingati Hari Anti Korupsi dan Hari Hak Asasi Manusia, di depan guest house Pemprov Maluku Utara, Jl. Ahmad Yani, Ternate, Senin (9/12/2019).

Beberapa elemen yang bergabung dalam aksi demo tersebut antara lain, LMND Kota Ternate, SAMURAI, Sekolah Critis MU, GeMPAR, SeOPMI HALTIM, IPMB MALUT, HIPMA PATANI, HIPMA TEPELEU dan lain-lain. Mereka terhimpun dalam sebuah organisasi yang menamakan dirinya Gerakan Mahasiswa Fagogoru Halmahera atau GEMURUH.

Koordinator aksi, Abdul Rahman saat ditemui wartawan menyatakan bahwa aksi yang dilakukan adalah untuk memperingati Hari Anti Korupsi dan Hari Hak Asasi Manusia yang jatuh pada tanggal 9 dan 10 Desember.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Aksi ini untuk menyuarakan penghentian korupsi dan pemanfaatan sumber daya alam di Maluku Utara yang, menurut kami, sudah keluar jalur. Tidak lagi mengutamakan kepentingan masyarakat. Aksi juga mendesak Pemprov Malut untuk lebih memperhatikan hak asasi manusia Maluku Utara, terutama atas sumber daya alam yang kita miliki,” ujar Rahman.

BACA JUGA  DPRD dan AMPH Sepakati Pembangunan Dermaga Pulau Hiri Masuk APBD Perubahan 2020

Lebih jauh, Abdul Rahman menambahkan, Pemprov Malut terkesan membiarkan eksploitasi besar-besaran atas kekayaan alam di Maluku Utara, yang tidak lagi mengedepankan kepentingan mayarakat.
“Sudah menjadi catatan sejarah yang ditulis berulang-ulang, nyata, bahwa masyarakat Malut sudah terjajah sejak dulu,” tegasnya.

Provinsi Maluku Utara, jelas Rahman, memiliki kekayaan alam yang melimpah. Tidak hanya rempah-rempah yang menjadi primadona jaman dahulu, namun kekayaan yang melimpah ruah juga terdapat di sektor pertambangan, perkebunan, kelautan dan perikanan.

“Olehnya itu, daerah kita sudah menjadi target bagi para penjarah kekayaan alam. Baik di jaman kolonial yaitu bangsa asing dahulu, maupun kini oleh saudara sebangsa sendiri,” lanjutnya.

Abdul Rahman menyesalkan sikap Pemprov Malut yang terkesan membiarkan hal tersebut berlangsung terus-menerus, selama beberapa tahun belakangan. “Mestinya, pemerintah daerah Maluku Utara lebih mengedepankan kepentingan masyarakat Malut dalam pengelolaan SDA. Tidak untuk kepentingan para pemodal, baik dari dalam negeri maupun bangsa asing,” tandas Rahman. “Ini sangat disesalkan.”

Abdul Rahman menggambarkan hal tersebut lewat kejadian yang dialamai oleh masyarakat Gane dan sekitarnya. “Pemprov lebih mementingkan 313 Ijin Usaha Pertambangan (IUP) dan empat ijin perkebunan kelapa sawit, yang jelas-jelas merusak lahan milik warga. Ini menimbulkan luka bagi masyarakat Gane dan sekitarnya. Ini hanya salah satu contoh. Masih banyak yang lain.”

BACA JUGA  Ada Prostitusi ‘Murah Meriah’ di Tengah Kota

Untuk itu, lewat aksi demonstrasi yang dilakukan, GEMURUH meminta ketegasan sikap dari Pemprov dalam mengedepankan kepentingan masyarakat Maluku Utara.

GEMURUH lewat salah seorang oratornya dengan tegas menuntut agar Pemprov mencabut 313 IUP dan empat ijin usaha perkebunan kelapa sawit di Maluku Utara serta menghentikan aktivitas penambangan PT Weda Bay Nickel dan PT. Indonesia Weda Industrial Park (IWIP) di Halmahera, yang telah sangat mengganggu kelangsungan hidup warga suku pedalaman yang mendiami hutan Akejira.

“Kami juga mendesak agar Pemprov melakukan upaya untuk memulihkan harga kopra yang menjadi salah satu komoditi unggulan Maluku Utara. Banyak warga Malut menggantungkan hidup dari kopra, khususnya di Halmahera. Pemprov wajib memperhatikan hal ini,” pungkas Rahman. (ata)

Berita Terkait

Alam Bawah Laut di Tikep jadi Incaran Wisatawan Asing
Natal 2023, Dandim Labuha Kerahkan Prajurit TNI Perketat Keamanan Gereja 
FTW 2023 Bakal jadi Rujukan Pelaksanaan Festival di Indonesia
Ribuan Wisatawan Banjiri Pembukaan FTW 2023 di Sula
Rencana Boikot Festival Pulau Widi Ditanggapi Komisi III DPRD
FTW 2023 Siap Digelar, Menparekraf Hingga Dubes Luar Negeri Bakal Hadir
Waow ! Pemkab Halsel Ancam Boikot Festival Pulau Widi
Sultan Hidayatullah : Pemkot Setengah Hati Bangun Budaya Ternate
Berita ini 20 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 20 April 2024 - 00:03 WIT

Tiga Bulan Kadis PUPR Taliabu Berada di Luar Daerah Tanpa Kabar

Jumat, 19 April 2024 - 23:39 WIT

Tega, Oknum Guru MTS di Halsel Diduga Pukul Siswanya Hingga Babak Belur

Jumat, 19 April 2024 - 23:32 WIT

Maju Pilbup Halsel, Plt Kadis PUPR Malut Ambil Formulir di PKB dan Gerindra

Jumat, 19 April 2024 - 23:28 WIT

Tiga OPD Beda Data Soal Utang Dinas PUPR Malut

Jumat, 19 April 2024 - 21:43 WIT

Bangun Koalisi Besar Maju Pilkada, Bupati Halsel Berniat Rebut Semua Parpol

Jumat, 19 April 2024 - 21:11 WIT

Eka Dahliana : Kalau Warga Restu Saya Siap Maju Pilbup Halsel

Jumat, 19 April 2024 - 19:02 WIT

Tiga OPD Ini ‘Ngantor’ di Masjid Raya Halsel, Ada Apa?

Jumat, 19 April 2024 - 18:57 WIT

Tuntaskan Segmen II Pekerjaan Masjid Raya, Pemkab Halsel Gelontorkan Rp 25 Miliar

Berita Terbaru

Ketua Pansus LKPJ Gubernur Malut, Ishak Naser

Headline

Tiga OPD Beda Data Soal Utang Dinas PUPR Malut

Jumat, 19 Apr 2024 - 23:28 WIT

error: Konten diproteksi !!